Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peringati Kematian Aktivis HAM, Mahasiswa Tuntut SBY-Boediono Mundur
Oleh : Charles/Dodo
Selasa | 13-12-2011 | 12:19 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung Jaringan Informasi Mahasiswa Kepulauan Riau menggelar aksi solidaritas mengenang kematian aktivis HAM, Sondang Hutagalung, yang tewas dalam aksi bakar diri di depan Istana Negara beberapa waktu lalu.

Dalam aksi yang digelar di bundaran Jalan Basuki Rahmat pada Selasa (13/12/2011) itu, aktivis mahasiswa juga menuntut Presiden SBY dan Wapres Boediono untuk mundur karena dianggap tidak peka dalam menyikapi sejumlah permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini.

"Ketidakpekaan pemerintahan SBY-Budiono terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini, merupakan penyebab almarhum Sondang Hutagalung sebagai Aktivis HAM nekat membakar diri," kata Arie Sunandar, ketua Jaringan Informasi Mahasiswa Kepri.

Dalam kesempatan itu, lima mahasiswa yang mengusung spanduk bertuliskan "Mey to Sondang, SBY-Budiono Mundur" ini menilai dua pucuk pimpinan negeri ini harus bertanggung jawab atas matinya keadilan dan terjadinya ketimpangan di Indonesia.

"Seluruh lapisan masyarakat sudah bosan dan muak dengan hal ini, SBY harus mundur dari jabatanya sebagai Presiden RI, karena sudah gagal membenahi Indonesia dari segala lini," tegasnya.

Selain membakar foto SBY, mahasiswa juga mengtakan, kalau SBY-Boediono adalah cermin kepemimpinan yang korup dan gagal memimpin Indonesia. Mahasiswa juga menghimbau warga untuk bergerak menurunkan rezim SBY-Boediono untuk menuju Indonesia yang lebih baik.

Selain menyoroti kinerja Pemerintah Pusat, Arie Sunandar beserta rekan-rekannya melakukan pendudukan terhadap simpang Basuki Rahmat hingga membuat lalu lintas sempat macet. Mereka juga menyoroti sejumlah kegagalan pemerintah daerah dalam menyejahterakan masyarakat di Kepri.

"Tak terleps dari kegagalan pusat, juga berdampak kepada pemerintahan yang ada di daerah, pemerintah daerah-pun juga ikut bermain, dan sampai detik ini, kita tidak pernah melihat bukti nyata, dan hasil maksimal yang dilakukan Gubernur Kepri dan Wali Kota Tanjungpinang dalam pelaksanaan pembangunan," tukas Arie.

Dan saat ini, tambah Arie, masih banyak kasus-kasus yang terjadi di Kepualuan Riau, seperti kemiskinaan, penambangan bauksit ilegal dan tidak memihak kepada masyarakat kecil. Pemerintah Pusat dan daerah justeru lebih mementingkan perut masing-masing ketimbang masyarakat kecil.