Tekan Angka Perceraian di Batam, MUI Gelar FGD di PIH
Oleh : Putra Gema
Rabu | 29-12-2021 | 19:44 WIB
FGD-MUI-BTM.jpg
MUI Batam gelar FGD, Kamis (30/12/2021) di PIH, Batam Center. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Angka perceraian di Kota Batam tahun 2021 ini mencapai 2.000 kasus. Ini sungguh angka yang tidak kecil.

Untuk itu, perlu ada langkah terobosan dan kongkrit agar dapat menekan angka kasus tersebut. Maka, MUI Batam berinisiatif menggelar FGD (Focus Group Discussion) yang akan digelar besok pagi pukul 08.00 WIB, Kamis (30/12/2021), di Hotel PIH Batam Center.

Demikian ungkap Ketua MUI, KH Lukman Rifai, Rabu (29/12/2021). "FGD ini dimaksudkan untuk mencari solusi menekan tingginya angka perceraian serta menemukan cara terbaik bagi masyakat mendapatkan nasihat, bimbingan dan konseling keluarga pra-nikah dan menjalankan kehidupan rumah tangga," ujarnya.

Fenomena tingginya angka perceraian di Batam membuat para pemangku jabatan instansi pemerintah dan lembaga vertikal menjadi risau. Karena, jika kondisi ini jika dibiarkan terus terjadi, maka akan sangat berbahaya bagi masa depan bangsa. Demikian ungkap anggota DPRD Provini Kepri, Taba Iskandar kepada BATAMTODAY.COM, Minggu (26/12/2021). Untuk itu, perlu ada langkah terobosan kongkrit dari semua pihak.

"Masalah tingginya angka perceraian di Batam ini tidak bisa diselesaikan oleh satu instansi saja, tapi harus melibatkan berbagai pihak terkait. Termasuk, tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi keagamaan lainnya," ujar Taba Iskandar.

Di antara yang perlu diperkuat adalah, lanjut Ketua DPRD Kota Batam periode 1999-2004 itu menambahkan, lembaga konsultasi ketahanan keluarga. Karena dari beberapa contoh kasus perceraian yang terjadi di Kota Batam, disebabkan masalah sepele.

Meskipun mayoritas alasan perceraian yang terjadi di Batam adalah faktor ekonomi dan kehadiran pihak ketiga. Padahal, perceraian tersebut masih mungkin untuk diselesaikan melalui jalur dialog dan konsultasi.

"Perlu dibangun satu lembaga konsultasi ketahanan keluarga yang kuat, diisi oleh para pakar dan profesional di bidang konsultasi keluarga. Mulai dari ulama, psikolog sampai dengan tokoh masyarakat," tambah Ketua HDCI (Harley Davidson Club Indonesia) Provinsi Kepri itu lagi.

Sementara itu, seorang tokoh masyarakat Kota Batam, Osman Hasyim mengatakan,
membangun keluarga yang kokoh harus menjadi perhatian khusus kita semua. Karena keluarga merupakan pilar utama penyangga kekuatan sebuah bangsa. "Bila setiap tahun jumlah keluarga yang bercerai terus melonjak, pilar-pilar penopang kekuatan bangsa inipun bisa semakin rapuh. Maraknya kasus perceraian dapat membuat kualitas kehidupan anak-anak bangsa kian memburuk," ujar Osman Hasyim.

Karena, lanjut Osman Hasyim, banyaknya perceraian akan mengganggu pola asuh anak. Secara jangka panjang akan menurunkan manusia Indonesia. Sebab generasi penerus Bangsa yang semestinya dapat tumbuh maksimal berpotensi menjadi generasi yang tidak sehat secara fisik maupun psikis.

"Tidak hanya itu, angka perceraian yang tinggi itu akan menyebabkan terjadinya pergeseran dan penyimpangan perilaku dari norma agama dan budaya," pungkasnya.

Editor: Gokli