Terungkap, Nelayan di Kepri Kerap Kena Pungli Oknum Aparat
Oleh : Ismail
Rabu | 17-05-2017 | 15:14 WIB
nelayan-011.gif
Demo nelayan di Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dalam unjuk rasa yang digelar ratusan nelayan se-Kepri di Halaman Kantor Gubernur juga terungkap adanya tindak pungutan liar (pungli) di laut kepada para nelayan yang dilakukan oknum penegak hukum.

Abdul Jalil, salah satu nelayan asal Kampung Bugis Tanjungpinang menyebut, saat melaut dirinya kerap dimintai uang oleh aparat penegak hukum. Mulai dari oknum Polair, oknum TNI AL, hingga Syahbandar.

Modusnya, para oknum tersebut mencegat para nelayan dan mencari kesalahan. Mulai dari memeriksa kelengkapan izin, hingga jenis alat tangkap yang digunakan.

"Kalau belum diberikan uang, mereka terus mencari kesalahan kami," katanya kepada BATAMTODAY.COM di Halaman Kantor Gubernur, Kawasan Dompak, Rabu (17/6/2017).

Tindakan pungli tersebut tak hanya dilakukan kepada para nelayan kecil. Jalil menambahkan, bahkan oknum aparat juga kerap meminta jatah bulanan kepada tauke atau pemilik usaha ikan.

"Padahal, para aparat itu juga dapat jatah bulanan dari tauke. Tapi, juga minta jatah kepada nelayan kecil," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Rusli. Nelayan asal Kabupaten Lingga tersebut juga mengeluhkan pungli ratusan ribu rupiah tiap kali meladeni oknum aparat yang mencegatnya saat melaut.

"Kami ini ke laut mencari ikan untuk menghasilkan uang. Tapi, malah dimintai uang," imbuh Rusli.

Menurutnya, ulah tidak terpuji yang kerap dilakukan para oknum aparat dilaut tersebut, sering menjadi dilema tersendiri oleh nelayan. Disatu sisi, dirinya pergi melaut untuk mencari rezeki, tapi jika tidak diberikan jatah, maka oknum tersebut akan mempersulit kerja nelayan. Atau bahkan mengancam akan menangkap para nelayan.

"Kalau belum diberikan uang, kami juga diancam ditangkap. Pilihannya cuma dua, pulang kerumah atau ikut ke pelabuhan aparat untuk diproses," terangnya.

Suara kedua nelayan tersebut merupakan terwakilkan para nelayan se Kepri yang merasakan hal sama.

Editor: Yudha