Kebun Kelapa Sawit Milik PT Tirta Madu Dituding Jadi Penyebab Menurunnya Debit Air Sei Pulai
Oleh : Habibi
Selasa | 06-10-2015 | 12:12 WIB
air mati.jpg

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kondisi Sei Pulai saat ini mengkhawatirkan, pasalnya hampir mengalami kekeringan, namun meskipun beberapa hari hujan di Tanjungpinang, debit air pun tidak bertambah secara signifikan.

Menurut Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, hal itu dikarenakan di kawasan tersebut terdapat kebun kelapa sawit, yang memang banyak menyerap air, sehingga waduk lambat menambah air namun sering kekeringan.

"PT Tirta Madu bilang kelapa sawit bukan penyebabnya, ya jelas, kebun itu milik mereka kok, Itu hanya alibi mereka saja," kata Lis, Selasa (6/10/2015).

Lis mengatakan, dia telah melakukan kroscek terkait penyebab keringnya sumber air masyarakat Tanjungpinang tersebut. Dia pun siap jika memang PT Tirta Madu ingin membantah tentang hasil penelitian Pemerintah Kota Tanjungpinang tersebut.

"Saya siap adu argumen dengan mereka (PT Tirta Madu) terkait kelapa sawit penyebab keringnya Waduk Sei Pulai. Karena kita juga sudah datangkan ahli dari ITB dan mempunyai data-data lengkap. Saya juga telah menurunkan tim dari Dinas Kelautan Perikanan Pertanian Kehutanan dan Energi (KP2KE), untuk melakukan kajian kembali terhadap Sei Pulai tersebut, dan memang hasilnya sama," ujar Lis.

Lis mengatakan, sejak dulu saat dirinyamejabat sebagai dewan di Provinsi Kepulauan Riau, hal tersebut sudah dilakukan pembahasan hingga kajian terhadap keringnya Sei Pulai. Dan sejak dulu pula, kata Dia, bahwa penyebabnya pun masih sama yaitu dikarenakan kebun sawit, selain itu dari hasil Dinas Perhutanan Provinsi Kepri saat itu, juga meminta untuk mengamankan 100 hektar area sekitaran Sei Pulai.

"Tapi faktanya, hanya 100 pohon kelapa sawit. Itu juga tidak sampai 100 pohon yang ditebang," ucap Lis lagi.

Selain itu, penyebab lainnya yang menimbulkan keringnya Sei Pulai adalah telah terjadinya kedangkalan. Maka dari itu, dirinya berpikir Waduk Sei Pulai perlu dilakukan pengerokan kembali. 

"Karena kedangkalan juga salah satunya penyebabnya. Selain itu, pemotongan bukit di bandara juga berdampak pada menurunya debit air di Sei Pulai. Karena serepan air pada lapisan tanah menjadi berkurang," tutur Lis.

Dalam hal ini, Lis mengatakan, tidak ingin sendiri untuk menanggulangi krisis air dan masalah Sei Pulai tersebut. Dia berharap, Penjabat Gubernur Kepri mengambil langkah untuk membicarakan terjadinya kekeringan di Waduk Sei Pulai. Dengan memanggil dirinya, dan Penjabat Bupati Bintan karena posisi Waduk Sei Pulai ini berada pada tiga kepala pemerintahan.

Editor: Dodo