Stop Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kepri
Oleh : Roland Aritonang
Sabtu | 13-04-2019 | 08:28 WIB
stop-kekerasan-anak1.jpg
Dinas P3AP2KB Kepri kampanye stop kekerasan perempuan dan anak di SMAN 5 Tanjungpinang. (Foto: Roland)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) berharap agar Provinsi Kepri tidak terjadi lagi tindak kekerasan terhadap perampuan dan anak.

Hal itu disampaikan Kepala DP3AP2KB Kepri, Misni saat sosialisasi 'Stop Kekerasan Perempuan dan Anak di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Tanjungpinang, Jumat (12/4/2019).

Pada kesempatan itu Misni mengatakan kegiatan ini berkolaborasi dengan UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A) Kepri dengan unit layanan unit melaksanakan Goo to school terkait dengan sosialisasi terhadap kekerasan terhadap anak dan perempuan di provinsi Kepri.

"Kami ketahui ternyata sampai saat ini Tanjungpinang belum bebas dari kekerasan anak dan perempuan," ujar Misni.

Maka dari itu pihaknya berkewajiban untuk mensosialisasikan agar kekerasan terhadap anak dapat berkurang. Dengan demikian dapat mencapai zero kekerasan di Kepri, menuju sekolah yang ramah anak. Menurutnya sampai saat ini jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 20 orang. Namun jika dibandingkan data pada tahun 2018 lalu mencapai 227 orang.

"Kita berharap rasio kekerasan ini terus menerus menurun dengan cara pemenuhan hak-hak anak dan agar mendapatkan predikat madya kota layak anak," jelasnya.

Ia menegaskan untuk mewujudkan itu diperlukan suatu instrumen, semua elemen saling berkontribusi dan bersinergi untuk mencapainya kota layak anak. Salah satunya dengan membuat aplikasi pemanfaatan revolusi industri pemanfaatan IT (For Poin Zero).

"Untuk semua jenis pelayanan dan mempermudah pelayanan kami menciptakan aplikasi Cek Dare untuk perempuan dan anak," Katanya.

Sementara, Kepala UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A), Herman mengatakan pihaknya yang di lapangan selalu menerima laporan kasus kekerasan perempuan dan anak.

"Harapan kami khususnya kepada anak-anak, mari stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Apalagi anak sebagai generasi penerus bangsa harus di lindungi," tutupnya.

Editor: Yudha