Bawaslu Tanjungpinang Akui Petingnya Peran Media dalam Pemilu
Oleh : Ismail
Kamis | 11-04-2019 | 09:04 WIB
bawaslu-media-tpi.jpg
Bawaslu menggelar media gathering dan diskusi bersama sejumlah wartawan dan akademisi di Cafe Cisangkuy, Rabu (10/4/2019). (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Tanjungpinang menggelar media gathering dan diskusi bersama sejumlah wartawan dan akademisi di Cafe Cisangkuy, Rabu (10/4/2019).

Kegiatan ini digelar untuk memperkuat pengawasan Pemilu 2019, karena media sangat berperan penting dalam proses pesta demokrasi. "Sama-sama kita ketahui dan kita tidak memungkiri, peran media mainstream yaitu cetak, online, radio dan televisi dalam menginformasikan terkait Pemilu sangat berperan penting untuk membantu kelancaran dan keamanan Pemilu 2019 ini," ungkap Ketua Bawaslu Kota Tanjungpinang, M Zaini.

Ia mengatakan, tugas pokok dan fungsi Bawaslu saat ini adalah pencegahan pelanggaran Pemilu 2019. Dengan sisa waktu yang tinggal beberapa hari ini, pihaknya mengimbau kepada Calon Legislatif (Caleg) menggunakan masa kampanye hingga 14 April 2019 nanti dengan sebaik baiknya dan hindari potensi pelanggaran yang dapat menimbulkan masalah.

"Sebisa mungkin pencegahan pelanggaran Pemilu 2019 bisa terus kami lakukan. Dengan cara sosialisasi ke para Caleg dan masyarakat luas. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Teman-teman medialah yang sangat membantu memberikan informasi jika memang ada pelanggaran di lapangan," terangnya.

Selain itu, Zaini juga mengimbau seluruh Caleg di Kota Tanjungpinang untuk menciptakan suasana yang sejuk dan jangan saling menghujat. Berkampanyelah yang santun dan mengikuti aturan yang ada. Kemudian pada tahapan masa tenang, hindari money politik (Politik Uang) dan tidak beraktivitas kampanye lagi.

Masih dikatakan Zaini, bahwa pada masa pemungutan suara tidak ada pihak-pihak yang berupaya manfaatkan situasi.

Ia mencontohkan, pelanggaran mencoblos lebih dari satu kali, kemudian terjadi manipulasi pada saat pemungutan dan perhitungan suara. "Bila pelanggaran-pelanggaran ini ditemukan di lapangan oleh masyarakat. Kami menyarankan segera melaporkan ke Bawaslu langsung, atau melalui Panwaslu Kecamatan dan Kelurahan. Tetapi kami harap laporan yang diberikan harus resmi dan terpenuhi syarat formil dan materil. Seperti jelas pelakunya dan terlapornya siapa, kapan kejadiannya, dilengkapi dengan foto ataupun video sebagai alat bukti," pungkasnya.

Dalam media gathering tersebut, juga dilakukan diskusi tanya jawab bersama seputar peran media masa yang juga berperan dalam pengawasan pelanggaran Pemilu. Salah satu narasumber Endri Sanopaka, akademisi yang juga Ketua Ketua Stisipol Raja Haji Tanjungpinang menyampaikan terkait pelanggaran-pelanggaran Pemilu yang diharapkannya untuk Caleg jangan melakukan tindakan yang melanggar aturan.

"Karena saat ini Caleg lebih rentan melanggar aturan, karena kebanyakan pihak lebih fokus pada Pilpres. Kemudian terkait seruan, ambil amplopnya dan tidak mencoblos orangnya, hal tersebut juga tindakan money politik. Jadi kalu tidak mau mencoblos orangnya, ya jangan ambil amplopnya," ungkap Endri dalam paparannya.

Diskusi menjadi menarik ketika netralitas media masa dipertanyakan dalam porsi pemberitaan yang dimuat di berbagai media terkait dengan Pileg dan Pilpres. Nikolas Panama, wartawan senior yang juga menjadi narasumber pada media gathering ini menyampaikan keberadaan media, seperti harapan semua pihak bisa berperan mensukseskan Pileg dan Pilpres dengan pemberitaan yang mendidik, serta menyebarkan informasi benar tanpa hoaks atau informasi rekayasa yang diciptakan.

"Dengan telah banyak media online yang saat ini bermunculan, tentu lebih positifnya ikut dalam menyemarakkan dan mensukseskan Pemilu ini. Namun nyatanya saat ini dengan media yang banyak ini, malah gaung pesta demokrasi khususnya di Tanjungpinang seperti tidak terasa. Media dan wartawannya harus bijaksana dalam meramu sebuah informasi yang akan dicerna oleh masyarakat," tutupnya.

Editor: Gokli