Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investigasi Kerusuhan di Batam

IPW Sesalkan Mabes Polri Tak Libatkan Komnas HAM
Oleh : Surya
Rabu | 30-11-2011 | 14:16 WIB

JAKARTA, batamtoday - Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan sikap Mabes Polri tidak mengajak Komnas HAM dalam melakukan investigasi kerusuhan unjuk rasa buruh di Batam, yang dipicu aksi penembakan oleh oknum Polda Kepri dan Polresta Barelang saat menuntut  penetapan UMK 2012 beberapa waktu lalu.

"Itu kan terjadi sejumlah penembakan, seharusnya tim Mabes Polri di dampimgi beberapa anggota Komnas HAM supaya hasul investigasi mereka agar lebih dipercaya masyarakat," kata Neta S Pane, Koordinator IPW di Jakarta, Rabu (30/11/2011).

Seperti diketahui, hari ini Mabes Porlri menerjunkan tim ke Batam untuk melakukan investigasi terjadinya tindakan anarkis yang dilakukan buruh saat menuntut penetapan UMK 2012. Sejumlah pos polisi di Batam di bakar massa, setelah mengetahui empat rekan mereka ditembak polisi. Dalam mengamankan aksi unjuk rasa buruh di Batam, Polda Kepri dan Polresta Barelang melakukan tindakan represif. Tim Mabes Polri dipimpin Kombes Pol Isack.

Neta menyayangkan, Komnas HAM tidak dilibatkan dalam investigasi kerusuhan buruh di Batam. Kendati itu, IPW berharap agar tim Mabes Polri bekerja maksimal supaya masyarakat percaya terhadap kinerja Polri dalam mengungkap kasus tersebut.

"Masyarakat tidak percaya sebelum ada keberpihakan dari polisi, ini  sangat kita sayangkan tidak melibatkan Mabes Polri.  Tapi kita berharap tim ini bekerja maksimal, kalau ada ada anggota polisi yang terlibat ya harus ditindak jangan ditututup-tutupi," katanya.

Dalam melakukan investigasi pun, IPW berharap agar Mabes Polri tidak menyalahkan buruh atau masyarakat melakukan tindakan anarkis seperti melakukan pembakaran pos polisi, tapi juga harus dilihat akar masalah tindakan tersebut, akibat aksi penembakan yang dilakukan oknum Polda Kepri dan Polresta Barelang terhadap buruh yang menyebabkan empat buruh mengalami luka tembak.

"Tim Mabes jangan menyalahkan masyarakat saja, tapi apakah kinerja polisi sudah sesuai prosedur sehingga muncul aksi penembakan. Jadi rentetan kejadiannya harud dlihat, jangan hanya dilihat pos polisinya saja yang dibakar," katanya.

Namun Neta menilai, pengamanan aksi unjuk rasa buruh di Batam beberapa waktu lalu, telah terjadi kesalahan prosedur seperti tidak menggunakan gas air mata atau water cannon untuk membubarkan massa, melainkan mengedepankan senjata laras panjang.

"Seperti ada kesengajaan untuk menembak buruh, standar pengamanan tidak ada dan terjadi kesalahan prosedur. Gas air mata dan water cannon tidak adam ini yang aneh," katanya.

Neta menambahkan, IPW berharap paska kerusuhan buruh beberapa waktu lalu, polisi bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat dan para investor. Jika kondisi di Batam tidak kondusif, dikuatirkan para investor asing akan memindahkan investasi ke negara lain.