Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gyproc Indonesia Optimistis Bidik Market Gypsum di Batam
Oleh : Suci Ramadhani
Jum\'at | 29-09-2017 | 10:14 WIB
gyproc-1.jpg Honda-Batam
Manajemen PT Saint-Gobain Construction Product Indonesia (SGCPI) saat jumpa pers di Aston Batam Hotel & Residence.

BATAMTODAY.COM, Batam - Setelah sukses di kota-kota besar Indonesia, PT Saint-Gobain Construction Product Indonesia (SGCPI) sebagai produsen papan gypsum berkualitas internasional dengan merek Gyproc, memilih Batam menjadi target market berikutnya. Di mana, Pulau Batam disebut-sebut sebagai daerah yang akan menjadi masa depan Indonesia dan diprediksi akan menjadi lokasi investasi sektor properti di Asia Tenggara yang bisa lebih unggul dari Manila, Bangkok, bahkan Jakarta.

Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Hantarman Budiono menjelaskan Melihat berbagai kelebihan Kota Batam tersebut maka tak mengherankan apabila banyak para pelaku usaha yang melakukan bisnis serta berinvestasi di kota ini.

Harga lahan yang masih terbilang kompetitif, serta infrastruktur Kota Batam yang berstandar
internasional juga menjadi salah satu daya tariknya.

Berbagai faktor kelebihan Kota Batam di atas menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi para pengusaha properti dan bahan bangunan. Salah satunya yaitu PT Saint-Gobain Construction Product Indonesia (SGCPI) sebagai produsen papan gypsum berkualitas internasional dengan merek Gyproc.

Batam menjadi target market berikutnya setelah sukses di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

"Melihat kondisi perekonomian dan sektor properti di Kota Batam yang cukup stabil, hal ini membuka peluang bagi kami untuk memperkenalkan teknologi terbaru dari Gyproc yaitu drywall system. Inovasi terbaru sebagai penggati dinding konvensional dengan pengaplikasian yang mudah, efisien dan pengerjaan yang sangat cepat," kata Hantarman Budiono, Kamis, (28/9/2017) yang berlangsung di Aston Batam Hotel & Residence.

Drywall system ini merupakan salah satu alternatif baru bagi masyarakat Indonesia untuk membangun atau merenovasi rumah.

Didukung dengan divisi Research & Development (R&D) yang mumpuni, papan gypsum Gyproc telah menciptakan berbagai inovasi produk revolusioner guna memenuhi kebutuhan pasar akan bahan bangunan berkualitas dan berstandar internasional.

Drywall system dari Gyproc atau dapat juga disebut dengan GypWall merupakan pilihan tepat untuk bangunan-bangunan di Indonesia karena begitu banyak kelebihan yang dimiliki produk ini. Salah satunya adalah lebih efisien dalam pengaplikasian. Drywall karena merupakan bentuk dari konstruksi kering yang tidak menggunakan batu bata dan semen basah sebelum proses pengecatan.

Dengan sistem dinding kering ini, pengguna dapat mengurangi pemakaian air, mempercepat
waktu konstruksi hingga 30 persen, tidak memerlukan proses penambalan, serta tidak menghasilkan banyak kotoran pada area kerja yang mampu mengurangi labor cost hingga 20-25 persen.

"Pemerintah Singapura tengah mendorong penggunaan drywall untuk menggantikan dinding bata sebagai usaha perlindungan terhadap lingkungan. Bahkan keseriusan pemerintah Singapura tersebut telah diwujudkan dalam bentuk regulasi dan menargetkan 80 persen dari bangunan-bangunan yang ada di sana, sudah tersertifikasi 'green mark' pada tahun 2030 nanti," jelas Marketing Director Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Won Siew Yee.

Di Indonesia, pada umumnya gypsum dipakai untuk plafon bagian atas bangunan. Walau ada pula yang sudah mulai memakainya untuk bagian dinding. "Meskipun total konsumsi gypsum di Indonesia relatif rendah, namun Gyproc yakin dengan potensi yang ada, pasar Indonesia dapat ditaklukkan. Karena selain kondisi kebutuhan perumahan kami juga melihat potensi market 'renovasi' yang masih terbuka lebar," kata Hantarman mengenai prospek market Gyproc di Indonesia.

Lebih lanjut Won Siew Yee menjelaskan mengapa drywall menjadi solusi yang efektif. "Karena merupakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan 100 persen dapat didaur ulang, serta dapat mengurangi potensi pemanasan global hingga 79 persen, penggunaan energi utama hingga 67 persen dan mengurangi penggunaan air bersih hingga 81 persen."

Tak hanya itu, Gyproc baru-baru ini meluncurkan inovasi produk lainnya, yang tak kalah revolusioner yaitu Habito. Sebuah sistem dinding kering Gyproc yang menawarkan kenyamanan serta efisiensi proses pembangunan dengan beberapa kelebihan seperti: lima kali lebih kuat daripada dinding gypsum standar, lebih tahan terhadap guncangan yang terus menerus, memiliki insulasi suara yang lebih baik, mudah dipasang, serta mampu menahan beban hingga 30 kg per titik pemasangan.

"Habito adalah salah satu produk yang dirancang khusus untuk memungkinkan pengguna mendesain ruang dengan cepat dan fungsional. Selain kenyamanan yang ditawarkan, Habito juga mempermudah proses desain ruangan karena tidak memerlukan lagi alat khusus untuk menggantung barang. Habito hanya salah satu dari produk istimewa Gyproc. Selain Habito, ada pula Glasroc H, papan gypsum khusus untuk area basah, XRoc, papan gypsum bebas timbal dan anti radiasi sehingga tepat digunakan pada dinding ruangan X-Ray sebuah rumah sakit," terangnya.

Ada pula FireLine yang mampu menahan api hingga empat jam, ThermaLine yang mampu menjaga suhu udara stabil sehingga menghemat penggunaan pendingin udara, serta Activ'Air yang dapat menyaring udara dalam ruangan dengan menyerap formaldehyde yang ada di ruangan tersebut menjadi partikel-partikel yang aman bagi kesehatan.

PT SGCPI merupakan anak usaha dari Saint-Gobain, perusahaan global asal Perancis yang bergerak di bidang produksi material bangunan. Saint-Gobain mendesain, memproduksi dan mendistribusikan material-material, solusi maupun sistem yang merupakan faktor penting dari peningkatan kualitas hidup setiap individu dan masa depan kita semua.

Produk-produk Saint-Gobain dapat ditemukan di sekitar dan di kehidupan sehari-hari kita seperti pada bangunan, moda transportasi, infrastruktur dan di banyak pengaplikasian sektor industri.

Produk Saint-Gobain menawarkan rasa nyaman, perfoma dan rasa aman ketika menjawab tantangan
dalam membangun bangunan yang ramah lingkungan, efesiensi sumber daya dan perubahan cuaca.

Editor: Gokli