Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anton Ratumakin: Jangan Politisir Sepakbola
Oleh : Tunggul Naibaho
Jum'at | 07-01-2011 | 11:35 WIB
lpi_diluncurkan.jpg Honda-Batam

Acara peluncuran LPI di kawasan Simpang Lima, Semarang berlangsung meriah dan semarak. Dalam layar besar tampak logo LPI. (dok. LPI)

Batam, batamtoday - Sepakbola janganlah dipolitisir, terutama terkait akan digelarnya pertandingan perdana Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (8/1).

Demikian dikatakan pengamat sepakbola Anton Ratumakin ketika dihubungi di Jakarta per telepon Jumat (8/1).

Anton menyatakan lega, akhirnya pihak pengaman dalam hal ini Polda Jateng, memberi izin digelarnya pertandingan perdana LPI di Solo. Kapolda Jateng Irjen Pol Aritonang menyatakan akan memberi izin, karena PSSI cabang Surakarta juga sudah memberikan rekomendasi bagi pertandingan FC Solo Vs Persema Malang itu yang akan digelar besok.

Seperti diketahui, LPI yang digagas pengusaha Arifin Panigoro telah membuat PSSI kebakaran jenggot, karena para petinggi PSSI melihat LPI sebagai saingan kompetisi Indonesia Super Liga (ISL) yang dikelola orang-orang PSSI melalui sebuah perusahaan yang bernama PT Liga Indonesia. Sedangkan LPI dikelola sebuah konsorsium yang digagas dan dipimpin Arifin Panigoro.

Para pemain Persema Malang sendiri telah tiba Kamis (6/1) kemarin di Kota Solo membawa 17 orang pemain. Pelatih Persema,Timo Scheunemann, menjanjikan sebuah pertandingan yang menghibur kepada para penonton di Stadion Manahan Solo.

Namun demikian dua pemain inti Persema yaitu Sammy patrick dan Kim Kurniawan masih didera cidera, sedangkan Irfan Bachdim dinyatakan kelelahan.

Pengamat sepakbola Anton Ratumakin mengatakan, pihak PSSI seharusnya menyambut kehadiran LPI dengan gembira, karena mereka mempunyai misi yang sama dengan PSSI yaitu memajukan prestasi sepakbola nasional.

"Yaa, kalau ada penolakan, kan itu berarti ada unsur kepentingan lain, selain kepenringan sepakbola," ujar Anton.

Seharusnya semua pihak, terutama Mabes Polri, melihat kompetisi LPI itu seperti melihat sebuah event sepakbola biasa saja. Sebuah event biasa, yang diselenggarakan oleh sebiah badan hukum swasta, dan kebetulan mendapat dukungan masyarakat bola tanah air, tidak ada penolakan. Kalau tidak dipolitisir, kan simpel saja, jelas Anton.

"Yang menggelar ISL juga kan sebuah PT (PT Liga Indonesia). Lalu apa bedanya dengan LPI yang digelar oleh sebuah PT Konsorsium juga," tanya Anton.

Pihak Mabes Polri sebelumnya menolak memberi ijin laga perdana LPI di Solo, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen POl Anton Bahrul Alam menyatakan pihak Polri berpegang pada ketentuan hukum positip, dan menurutnya pihak LPI harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari PSSI, baru akan mengeluarkan izin pertandingan.

"Kami tidak mau ambil resiko dengan mengeluarkan izin," kata Bahrul Alam, Rabu (5/1) di Mabes Polri, Jakarta.

Mensiasati Rekomendasi

Rupanya pernyataan Kadiv Humas Mabes POlri Anton Bahrul Alam itu disiasati para pendukung LPI, maka rekomendasi pun dicari dari PSSI, tetapi bukan PSSI Pusat yang jelas-jelas menentang LPI, tetapi dari PSSI Cabang Surakarta.

Ketua Pengcab PSSI Surakarta Hadi Rudyatmo, memberi rekomendasi bagi pertandingan FC Solo Vs Persema Malang. Dia mengatakan, kehadiran LPI banyak manfaatnya bagi persepakbolaan Indonesia. Hadi Rudyatmo nampaknya bersebrangan dengan Nurdin Halid Cs di PSSI Pusat.

Karena sudah ada rekomendasi tersebut, maka Polda Jateng pun mengeluarkan izin pertandingan perdana LPI di Solo.

"Karena sudah ada rekomendasi dari PSSI Surakarta, maka saya akan beri izin pertandingan di Solo pada 8 Januari di Solo, nanti," tegas Aritonang kemarin (Kamis (6/1) di Semarang.

"Saya pikir, Pak Aritonang benar-benar cerdas, dan untung pak Hadi (Ketua Pengcab PSSI Surakarta, red) berani mengeluarkan rekomendasi, sehingga LPI dapat dinikmati masyrakat, dan Polri dapat melakukan pengamanan dengan tidak melanggar hukum," jelas Anton Ratumakin.

"Saya menilai pak Hadi dan Pak Aritonang adalah sosok yang tidak mau mempolitisir sepakbola. Memang seharusnya demikian, jangan politisir sepakbola," tegas Anton kembali .