Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemerdekaan Sesuatu yang Sakral dan Tak Bisa Dinilai dengan Apapun
Oleh : Habibie Khasim
Kamis | 17-08-2017 | 19:26 WIB
penyerahan-bendera-oleh-Lis.gif Honda-Batam
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah menyerahkan Sang Saka Merah Putih untuk dikibarkan di peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-72 (Foto: Habibie Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Upacara Peringatan HUT Proklamasi ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia di Tanjungpinang, Kamis (17/8/2017), berjalan penuh hikmat. Dilaksanakan di halaman Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah tampak gagah mengemban tugas sebagai inspektur upacara.

Upacara Peringatan HUT RI ke-72 yang diikuti jajaran FKPD dan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang, serta tokoh masyarakat berjalan dengan semestinya. Paskibra yang baru dikukuhkan pada Selasa (15/8/2017) lalu, berhasil menjalankan tugas dengan baik.

Lis pun mengaku, setiap peringatan hari kemerdekaan, membuat air matanya jatuh karena haru dengan berbagai macam ritual kebangsaan yang tidak ada dirayakan di hari besar lain.

Bagi Lis, kemerdekan ialah sebuah pengorbanan dan perjuangan yang menghasilkan sesuatu dan mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Saat ini, pola memaknai kemerdekaan telah berbeda, namun menurut Lis tetap Merah Putih dan Pancasila harus menjadi suri tauladan bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Tanjungpinang.

Lis yang tampil sebagai inspektur upacara juga berujar, "Kemerdekaan adalah sesuatu yang sakral dan tidak bisa dinilai dengan apapun."

Lis juga mengaku sangat kesal, ketika masih ada masyarakat Tanjungpinang yang memaknai kemerdekan dengan mengibarkan bendera merah putih seperti terpaksa. Ada yang hanya menempelkan di jendela ruko, ada juga yang mengibarkan dengan tiang yang sangat pendek, hal ini membuat Lis merasa, orang seperti itu kurang menghargai kemerdekaan.

"Tentunya sekarang ini, pola memaknai kemerdekaan itu telah berdeda dengan dulunya, jika dulu berjuang berkorban dengan darah, sekarang ini perjuangan dan pengorbanan kita lakukan dengan pemikiran dalam berpartisipasi aktif maupun pasif untuk membangun negara ini ke depanya," tutur Lis yang dijumpai usai pelaksanaan.

Bersinergi antara pemerintah bersama masyarakat, baik moral spiritual dan sumber daya, dirasa Lis menjadi hal yang paling utama bisa dilakukan dalam memaknai kemerdekaan dalam keseharian. Di usia ke-72 tahun ini, lanjut Lis, tentunya pemerintah diharapkan untuk memberikan pelayanan masyarakat yang semakin baik ke depannya.

"Memberikan layanan prima kepada masyarakat, merupakan salah satu cara pemerintah dalam memaknai kemerdekaan Indonesia. Ini yang harus OPD tanamkan dalam hati sanubari, bahwa di usia Indonesia yang sudah 72 tahun, harusnya pelayanan semakin prima, bukan malah menurun," kata orang nomor satu di Tanjungpinang ini.

Selain itu, Lis juga menyinggung kinerja Kepala OPD di Tanjungpinang, di usia Republik Indonesia yang telah 72 tahun ini, diharapkan kepala OPD lebih kreatif dan inovatif. Hal ini tidak lain guna menjawab tantangan ke depan yang akan semakin berkembang. Dengan demikian, kata Lis, Tanjungpinang akan semakin maju.

"Sekarang mereka sudah sangat inovatif dan kreatif, namun tentu perkembangan zaman tidak stagnan, jika kita telat maka akan ketinggalan. Buktikan bahwa Tanjungpinang bisa dan mampu berkembang mengikuti arus yang juga terus melaju. Caranya, semua nakhoda di OPD harus kreatif dan inovatif. Lahirkan pemikiran-pemikiran positif yang kekinian, yang bisa memajukan Tanjungpinang," kata Lis.

Editor: Udin