Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bom Tentara Sendiri, Dua Militer Filipina Tewas
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 14-07-2017 | 18:38 WIB
perang-di-fhilipina.gif Honda-Batam
Asap mengudara dari bangunan-bangunan yang terbakar sebagai dampak dari pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan gerombolan teroris di Kota Marawi. Pemandangan ini diabadikan pada 3 Juli 2017. (AFP/FERDINANDH CABRERA)

BATAMTODAY.COM, Manila - Militer Filipina melaporkan, sebuah jet tempur secara tidak sengaja mengebom posisi tentaranya sendiri sehingga dua tentara tewas dan 11 orang lainnya terluka saat para tentara berjuang merebut kembali kota di Marawi, Kamis (13/7/2017).

Pihak militer Filipina menyebutkan, insiden tak sengaja itu terjadi pada Rabu (12/7/2017), dan merupakan insiden kedua dalam pertempuran merebut Marawi dari kendali kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS).

Juru bicara militer, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, mengatakan, serangan udara itu terjadi pada Rabu siang, seperti dilaporkan kantor berita Perancis, AFP.

Target serangan sebenarnya adalah sebuah bangunan yang diyakini telah menjadi tempat para militan ISIS bersembunyi.

Namun, satu dari empat bom yang dijatuhkan oleh jet tempur FA-50 tidak tepat sasaran, kata Padilla kepada wartawan.

Menurut Padiila, "Bom itu jatuh di sekitar sebuah bangunan, di mana beberapa anggota kami berada. Ledakan menyebabkan sebagian bangunan itu runtuh."

"Puing-puing yang jatuh akibat runtuhnya bangunan itu menimpa orang-orang kami sehingga dua orang tewas dan 11 orang lagi terluka," katanya.

Pertempuran selama 52 hari antara pasukan Filipina dan kelompok pemberontak Maute, yang telah berbaiat kepada ISIS, telah menewaskan 92 tentara dan polisi, 392 militan dan 45 warga sipil.

Militer memperkirakan sekitar 100 militan bersenjata masih mengendalikan sekitar 1.000 rumah dan bangunan komersial di pusat kota Marawi.

Akibat pertempuran hebat di Marawi, yang dijuduli “Kota Muslim” di negara berpenduduk mayoritas Katolik itu, telah menyebabkan sekitar 400.000 warga Marawi dan sekitarnya mengungsi.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menerapkan keadaan darurat militer pada sepertiga bagian selatan Filipina setelah pertempuran dimulai pada 23 Mei 2017.

Sumber: AFP
Editor: Udin