Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembahasan UMK Batam 2012 Terancam Molor
Oleh : Ocep/Dodo
Selasa | 08-11-2011 | 14:46 WIB
masmur-siahaan.gif Honda-Batam

Masmur Siahaan, Anggota Dewan Pengupahan Kota (DPK) Batam.

BATAM, batamtoday - Pembahasan Upah Minimum Kota (UMK) Batam 2012 terancam mundur dari jadwal mengingat hingga rapat keempat, belum mengagendakan pengajuan usulan angka upah dari pihak pekerja dan pengusaha.

Masmur Siahaan, Anggota Dewan Pengupahan Kota (DPK) dari perwakilan pekerja, mengungkapkan pembahasan UMK Batam 2012 belum mengalami perkembangan yang berarti.

"Agenda pembahasan masih pemaparan kondisi ekonomi daerah dari BP Batam yang untuk pertama kalinya hadir di rapat UMK," ujarnya usai Rapat Pembahasan UMK Batam 2012 di Lantai IV Kantor Wali Kota.

Padahal, katanya, ini merupakan rapat keempat dari lima kali pertemuan pembahasan UMK yang sudah dijadwalkan masing-masing pihak sebelumnya.

Karena itu dia meyakini pembahasan upah minimum kali ini juga akan molor seperti rapat UMK pada tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun terancam molor, namun dia mengatakan bahwa perwakilan pekerja yang duduk di DPK akan berupaya agar pembahasannya tidak menyalahi ketentuan.

Dimana dalam ketentuan diatur bahwa upah minimum sudah harus diputuskan paling lambat 40 hari sebelum tanggal 1 Januari 2011. Namun upaya itu pun masih tergantung dari keinginan baik dari pihak pengusaha.

Mengingat hingga kini, lanjut Masmur yang juga Sekretaris SBSI Batam itu, wakil pengusaha yang duduk di DPK masih menyoal upaya pemerintah dalam menekan kenaikan harga barang yang menjadi salah satu indikator dalam penentuan besaran angka upah minimum.

Pihak pekerja sendiri, lanjutnya, masih konsisten dengan keinginannya agar besaran angka UMK Batam 2012 minimal sama dengan angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Serikat pekerja dipastikannya akan mengusulkan besaran angka UMK Batam 2012 sebesar Rp1.302.992 atau sama dengan hasil survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang terakhir atau pada bulan Oktober 2011.

Semua organisasi pekerja di Batam, katanya, akan tetap memerjuangkan keinginan itu agar lebih memerbaiki kesejahetaraan hidup para pekerja di kota yang menjadi kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas ini.