Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Sarankan FTA Dikaji Ulang Guna Tingkatkan Produk Dalam Negri
Oleh : Hadli
Rabu | 07-06-2017 | 11:50 WIB
Kepala-BI-Kepri-012.gif Honda-Batam
Gusti Raizal Eka Putra, Kepala BI Perwakilan Kepri. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY COM, Batam - Kepala Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra mengatakan pertumbuhan ekonomi dengan kenaikaan inflasi di Kepri tidak seimbang.

Perekonomian hanya tumbuh 2,04 persen, sedangkan inflasi di kisaran 3 persen. Dan 70 persen yang mendongkrak perekonomian Kepri adalah Batam.

Ia menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi di Kepri akibat pengoptimalan budget, dan belanja modal hanya 1 persen saja.

"Secara keseluruhan Kepri mengalami devisit transaksi. Kami telah memberikan beberapa solusi, dan permasalahan ini sedang di kaji di Kementrian Keuangan serta Perekonomian," kata Gusti di Mapolda Kepri, belum lama ini.

Menurutnya, solusi untuk peningkatan perekonomian untuk Batam dengan cara mengkaji kembali Free Trade Agrement (FTA). FTA, tambahnya, memberikan keleluasaan untuk industri di Asia Tenggara berkembang, melalui free bea masuk ke Jakarta atau pasar domestik di Indonesia.

"Sementara itu produk hasil industri di Batam, dibebankan bea masuk beberapa persen. Padahal produknya sama," tutur Gusti.

Ia mengatakan saat permintaan global rendah, dan masih cukup tingginya permintaan dalam negeri. "Kenapa kebijakan FTA ini dikaji ulang, karena untuk memberikan kesempatan kepada industri dalam negeri bisa berkembang dengan membebaskan bea masuk ke pasar domestik," katanya.

Banyak hasil industri di Batam, katanya, dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri tanpa harus mengimpor barang yang sama dari luar negeri.

"Bila hal ini diterapkan, industri di Batam diharapkan bisa kembali tumbuh dan membaik," ujarnya.

Editor: Gokli