Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Presiden Jokowi Minta AS Hilangkan Persepsi Islam sebagai Musuh
Oleh : Redaksi
Senin | 22-05-2017 | 18:51 WIB
Jokowi1.gif Honda-Batam
Presiden Joko Widodo berbicara pada sebuah pertemuan makan siang di Hongkong, Senin (1/5/2017). (AFP PHOTO / POOL / JEROME FAVRE)

BATAMTODAY.COM, Riyadh - Presiden Joko Widodo menjadi salah satu pembicara dalam Arab Islamic America Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh Arab Saudi, Minggu (21/5/2017) kemarin.

Berdasarkan siaran pers resmi Istana, Presiden Jokowi mengingatkan betapa pentingnya pertemuan ini.

Pertemuan ini, lanjut Jokowi, memiliki arti pesan kemitraan dunia Islam dengan Amerika Serikat. Konferensi ini juga diharapkan bisa menghilangkan persepsi bahwa Amerika Serikat melihat Islam sebagai musuh.

"Yang lebih penting lagi, pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengatakan, sejarah sudah membuktikan bahwa senjata dan kekuatan militer saja tidak akan mampu mengatasi terorisme.

Jokowi berpendapat, pemikiran yang keliru hanya dapat diubah dengan cara berpikir yang benar.

Oleh karena itu, Indonesia berprinsip pendekatan soft-power jauh lebih penting daripada pendekatan hard-power.

Artinya, selain pendekatan hard-power, Indonesia juga mengutamakan pendekatan soft-power melalui pendekatan agama dan budaya.

"Untuk program deradikalisasi, misalnya, otoritas Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, termasuk keluarga mantan nara pidana terorisme yang sudah sadar dan organisasi masyarakat," kata Presiden.

Sementara, untuk kontra radikalisasi, lanjut Presiden, Indonesia merekrut para netizen muda dengan follower yang banyak untuk menyebarkan pesan-pesan damai.

"Kami juga melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk terus mensyiarkan Islam yang damai dan toleran," kata Presiden.

Pesan-pesan damai harus diperbanyak, bukan pesan-pesan kekerasan. Setiap kekerasan, menurut Jokowi, akan melahirkan kekerasan baru.

Sumber: Biro Pers Kepresidenan
Editor: Udin