Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Premium Dihilangkan akan Berdampak Buruk Terhadap Perekonomian Masyarakat
Oleh : Harjo
Rabu | 17-05-2017 | 14:09 WIB
ketua-ppm1.gif Honda-Batam
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Panca Marga (PPM) Bintan, Abdul Azis. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Dihentikannya penjualan BBM jenis premium di SPBU, dinilai akan berdampak negatif bagi ekonomi masyarakat Bintan. Apalagi mengingat kondisi ekonomi yang saat ini sedang mengalami kelesuan.

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Panca Marga (PPM) Bintan, Abdul Azis kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, harga BBM jenis pertalite yang lebih mahal dari premium akan memperburuk perekonomian masyarakat. Akan berdampak pada semakin tingginya biaya hidup masyarakat.

"Kalau harga BBM jenis pertalite harga tidak lebih tinggi dari premium mungkin masyarakat tidak akan menjerit. Jelas hal tersebut semakin memberatkan masyarakat," ujar Abdul Azis.

Ia menambahkan, Pertamina yang lebih mengutamakan BBM jenis pertalite dengan alasan merupakan produk dalam negeri memang harus didukung. Tapi tidak boleh mengesampingkan dan mengorbankan masyarakat.

"Harusnya dengan mengunakan prodak dalam negeri kita bangga. Tetapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana bisa harganya jauh lebih tinggi dari BBM yang selama ini di impor," tegasnya.

Selain itu, katanya, dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini, peralihan premium ke pertalite malah menyengsarakan masyarakat.

"Kalau harga BBM naik, secara otomatis seluruh harga kebutuhan masyarakat ikut naik. Apakah dengan adanya pergantian jenis BBM, sebelumnya tanpa memikir dampaknya kepada prekonomian masyarakat. Jelas hal ini, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah," harapnya.

Demikian halnya dengan pemilik SPBU, seharusnya tidak hanya melihat karena adanya bonus yang akan berikan oleh pihak Pertamina. Apalagi, pemerintah daerah (Pemkab) Bintan, justru belum menerima informasi dari pertamina terkait pemotongan kuota BBM jenis premium.

"Pemilik SPBU dan Pertamina, seharusnya tidak terkesan sesuka hati dalam menjual BBM. Agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Kepala daerah, sudah seharusnya mengambil sikap terkait kondisi yang terjadi ditengah masyarakat," harapnya.

Editor: Yudha