Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Pulau Mapur Bintan Masih Kesulitan Dapat Air Bersih
Oleh : Harjo
Senin | 15-05-2017 | 08:24 WIB
desa-mapur1.jpg Honda-Batam
Kantor Desa Mapur dan kawasan pintu masuk ke Kampung Deniang Desa Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Ironis, sudah tiga kali pemerintah mengelontorkan anggaran untuk pembangunan pengadaan aarana air bersih bagi warga Desa Mapur, Pulau Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan. Akibatnya, masyarakatnya kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Dengan sudah tiga kali dibangunnya sarana dan prasana air beraih untuk warga Desa Mapur, Bintan adalah mubazir. Karena walau pun sudah tiga kali dibangun di tiga tempat berbeda, namun saat difungsikan belum maksimal alias jauh dari harapan masyarakat.

"Kami warga Desa Mapur masih kesulitan mendapatkan air bersih. Karena walau pun pemerintah telah membangun sarana prasana air bersih, namun pengadaan air belum bisa dinikmati warga," ungkap Zulkifli (48), warga Kampung Deniang, Desa Mapur kepada BATAMTODAY.COM, Minggu (14/5/2017).

Zulkifli menjelaskan setelah dua kali dibangun sarana dan prasana untuk pengadaan air bersih. Pada tahun 2016, pemerintah kembali membangun sarana prasarana untuk air bersih, namun kembali gagal. Pasalnya, prasana yang dibangun oleh pemerintah, walau pun sempat mengalirkan air hingga ke rumah warga. Tidak berjalan sesuai dengan harapan, karena air mengalir hanya sekitar satu bulan, selanjutnya pengelolaannya terhenti.

"Terhentinya suplai air yang sempat berjalan, salah satu faktornya karena kualitas airnya sangat kotor. Sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga," ujarnya.

Dijelaskan, hingga saat ini, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, warga desa Mapur terpaksa mengambil air di sumur yang jaraknya jauh dari pemukiman masyarakat. Dengan cara diangkut secara tradisional, baik mengunakan kendaraan roda atau diangkat langsung.

"Kondisi seperti ini, memang sudah berjalan turun temurun. Makanya sangat kita harapkan masalah keterbatasan sumber air bersih. Pemerintah bisa membantu untuk mencarikan solusinya," harapnya.

Hal yang sama.disampaikan oleh Onef (42), untuk memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan keluarganya, ia terpaksa mengangkut air dari sumur mengunakan kendaraan roda dua atau drigen.

"Jumlah kepala keluarga (KK) di Mapur sudah lebih dari 260 KK atau sekitar 1000 jiwa yang bersomisili di enam RT di tiga kampung yang ada di pulau Mapur. Artinya kebutuhan air yang menjadi kebutuhan utama keluarga sangat besar dan perlu adanya uluran tangan serta perhatian pemerintah," tutur Onef.

Sementara itu, Bupati Bintan Apri Sujadi kepada BATAMTODAY.COM mengatakan, adanya pembangunan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga pulau Mapur yang gagal. Namun menurutnya, pihak pemerintah akan terus mencarikan solusinya, agar warga di desa tersebut tidak kesulitan lagi mendapatkan air beraih.

"Memang benar pembangunan sarana dan prasana untuk air bersih di Mapur sudah tiga kali gagal. Kita akan kroscek langsung kelapangan, untuk mengetahui persis kondisinya. Agar bisa dicarikan solusinya untuk membantu meringankan beban masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih," jelasnya.

Editor: Dardani