Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Merupakan Bangsa Paling Majemuk di Dunia
Oleh : Roland Aritonang
Selasa | 09-05-2017 | 11:38 WIB
haripinto_rdp_tannjungpinang.jpg Honda-Batam

Rapat Dengar Pendapat Anggota MPR RI Haripinto Tanuwidjaja dari unsur DPD RI bersama jemaat Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Tanjung Pinang bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat pada Selasa, 18 April 2017 di Ballroom Restoran Bumi Maitri, Tanjungpinang, Kepulauan Riau

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia yang paling majemuk. Kultur yang majemuk merupakan kultur yang mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dihuni oleh berbagai macam suku, ras, bahasa, agama dan budaya yang berbeda-beda.

Demikian disampaikan Anggota MPR Haripinto Tanuwidjaja dari unsur DPD RI dalam Rapat Dengar Pendapat bersama jemaat Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Tanjung Pinang bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, pada Selasa, 18 April 2017 di Ballroom Restoran Bumi Maitri, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

"Tetapi perbedaan ini menampilkan dua sisi wajah yang berbeda. Di satu sisi perbedaan tentu menjadi modal yang sangat potensial untuk memajukan bangsa dan di sisi lain atas nama perbedaan bangsa ini akan mudah untuk terpecah belah," ujar Haripinto.

Menurutnya, memahami Pancasila serta kebhinnekaan sebagai sebuah keteladanan perlu ditanamkan. Selama ini, lanjutnya, pembelajaran mengenai keberagaman dan toleransi sangat minim pengembangan.

Selama ini, materi yang diberikan di sekolah hanya bersifat hafalan dan minim pemaknaan, padahal asal-usul dan perjalanan sejarah bangsa ini penuh dengan cerita tentang teladan keberagaman.

"Maka dengan menjadikan kisah-kisah negarawan tersebut sebagai sebuah keteladanan maka akan tercipta sikap ketuhanan yang penuh semangat cinta kasih. Pendidikan dapat dijadikan mata rantai untuk menebar perdamaian dan pengembangan sumber daya manusia. Masyarakat harus mulai tercerahkan oleh proses pendidikan yang menumbuhkan jiwa keberagaman. Karena, pemahaman masyarakat terhadap toleransi dapat menjadi parameter atas kejiwaan bangsa," kata Anggota Komite IV DPD RI ini.

Haripinto menilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia demi terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.

Ia mengatakan, fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

"Indonesia merdeka atas kesadaran bersama untuk meraih cita-cita menjadi bangsa yang mandiri dan tidak terjajah oleh negara lain. Kesadaran untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur bukan hanya berasal dari ummat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan lain-lain," katanya.

Oleh karena itu, kemerdekaan bukan hanya jerih payah satu kelompok, etnis, dan wilayah maka merawat cinta negara kesatuan republik Indonesia merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia dan harus terus ditumbuh kembangkan.

”Pancasila memang benar-benar sudah menjadi dasar ideologis bangsa. Pancasila tidak pernah menjelaskan adanya perbedaan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Justru pancasila yang menjembatani kita semua dalam keberagaman yang ada di Indonesia ini," ujarnya.

Sedangkan Pdt. Aprillio Pademangan, salah satu narasumber di acara tersebut mengatakan, para negarawan bangsa sejak jauh hari telah menunjukkan sikap dan untuk saling bekerjasama dan menghormati perbedaan masing-masing, karena hanya dengan itu negara ini dapat dibangun dengan kokoh.

"Sikap yang ditunjukkan oleh para negarawan tersebut dapat dijadikan sebagai keteladanan dalam hubungan interaksi sosial masyarakat hari ini. Perkembangan paham radikalisme di Indonesia dapat diminimalisir jika ruh identitas keberagaman terus disuarakan," kata Aprilio.

Editor: Surya