Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapal Terbalik, 2 Pemancing Dikabarkan Hilang

Keluarga Berharap Korban Ditemukan
Oleh : Ali/Dodo
Senin | 17-10-2011 | 17:32 WIB
Honda-Batam

Dua perempuan keluarga dari Togap, korban kapal tenggelam yang belum ditemukan, berharap keluarganya dapat ditemukan dalam keadaan apapun. (Foto: Ali)

BATAM, batamtoday - Keluarga dari Yan (50 tahun) dan Togap (30 tahun), dua pemancing yang menjadi korban kapal tenggelam di sekitar perairan Tanjung Sauh, Ngenang pada Minggu (16l10/11) siang sekitar puku 12.00 WIB lalu berharap keduanya dapat ditemukan dalam kondisi apapun.

"Dari malam tadi kami sudah di sini (Pos KPLP di Telaga Punggur-red) menunggu hasil pencarian bapak-bapak aparat. Tadi pagi kami juga ikut ke laut mencari bersama, tapi belum juga ada hasil," ujar seorang perempuan keluarga dari Togap yang tidak mau menyebutkan namanya.

Dikatakan wanita asal Medan ini, dirinya baru mengetahui jika hobi saudaranya itu memancing setelah musibah ini terjadi.

"Selama ini kami tidak tahu, sukanya memancing, barulah kali ini tahu," ucapnya.

Dia berharap petugas dapat menemukan korban dengan cepat, baik itu dalam kondisi hidup bahkan sudah tidak bernyawa lagi.

"Kecil harapan kami keluarga kami ini masih hidup, hanya Tuhan yang berkuasa di atas segalanya," ucap wanita dengan nadav rendah.

Sementara itu, Laroni (38) merupakan pemilik kapal dan Hendra (28) merupakan ABK warga Pulau Kasam masih dalam keadaan trauma akibat terjadinya puting beliung yang menghantam kapalnya.

"Keduanya (pemilik dan ABK-red) merupakan warga saya, mereka trauma akibat terjadinya kecelakaan itu," ujar Ramadhan, Ketua RT Pulau Kasam kepada batamtoday di Pos Pangkalan AL Punggur.

Ramadhan menuturkan seperti biasanya Laroni pergi memancing di laut bersama Hendra, namun pada Minggu (16/10/11) lalu mendapat sewaan kapal dari empat orang warga Batuaji.

Awalnya, keenam orang tersebut asyik melakukan aktivitas memancing di sekitar Pulau Ngenang. Saat menjelang siang, keenamnya beristirahat di sekitar pulau tersebut. Namun ketika kapal beralih ke tengah tiba-tiba mendadak datang angin ribut dan ombak tinggi.

"Selama ini, kami kalau di laut untuk menghindar angin kencang dan ombak, pasti merapat ke Pulau Kabil, ujung Tanjung Sauh. Selama ini tidak terjadi apa-apa kalau kami singgah di pulau kecil itu, tapi ini sudah kehendak yang d iatas," ujar Ramadhan mengomentari peristiwa yang menimpa dua warganya itu .

Dikatakannya, setelah kapal dengan muatan enam orang di hantam puting beliung, kapal terbalik, dan keenamnya terpaksa mengapung di kapal yang telah telungkup. Namun dengan cuaca yang buruk membuat kapal mengalami karam. Dalam keadaan panik, ada yang dapat berenang dan mengalami keram pada kaki, dan juga ada yang tidak dapat berbuat di tengah laut.

"Sekitar jarak 30 meter dari darat, tiga orang berhasil berenang yakni Laroni (38), Jepri (33) dan Yanke (28), tapi hanya Laroni yang berhasil sampai di darat terlebih dahulu, karena dua yang lain mengalami keram akibat panik saat kejadian dan sesak nafas," kata Ramadhan.

Lanjutnya setelah Laroni di darat, dia kembali berenang dan menghanyutkan kayu balok ukuran sedang untuk diapung oleh Hendra (28), dan dua penumpangnya Togap (30) dan Yan (50). 

"Kayu itu hanya mampu mengapung di tengah, terpaksa ketiganya berenang. Tapi hanya Hendra saja yang berhasil, keduanya sudah tidak tampak lagi," ujarnya.

Sementara ketika kejadian, ada kapal yang melintas, lanjutnya kembali, namun kerana cuaca buruk tidak terdengar. Sehingga Hendra memanggil warga sekitar sekitar pukul 16.00 WIB. Warga baru mengetahui kejadian dan langsung terjun melakukan pencarian dan memberikan bantuan.