Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alat Bantu Seks Diklaim Lebih Aman dari Mainan Anak
Oleh : Redaksi
Selasa | 24-01-2017 | 11:02 WIB
alat-bantu-sex1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi via CNN Indonesia.

BATAMTODAY.COM, Batam - Swedish Chemical Agency menyebut bahwa alat bantu seks ternyata lebih aman dibandingkan dengan mainan anak. Studi terbaru yang dilakukan agensi itu menyebutkan bahwa mainan anak yang diimpor Swedia, mengandung lebih banyak bahan kimia berbahaya.

Melansir AFP, hanya dua persen dari 44 alat bantu seks yang diimpor ke Swedia, mengandung bahan kimia berbahaya. Sementara, dari 112 mainan anak yang disurvei, sebanyak 15 persen mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk timbal.

“Ini sungguh temuan yang mengejutkan,” kata Frida Ramstrom, peneliti dari Swedish Chemical Agency. “Apalagi ini merupakan penelitian pertama yang membandingkan bahan kimia berbahaya dalam mainan anak dan alat bantu seks.”

Ramstrom menyebutkan, dari 44 alat bantu seks yang diteliti, hanya dildo berbahan plastik yang mengandung senyawa kimia berbahaya, yakni parafin berklorin. Senyawa tersebut bisa menyebabkan kanker.

Sementara, alat bantu seks lainnya yang juga terdekteksi mengandung bahan kimia phthalate adalah tali pengikat dari kulit imitasi.

Kadar phthalates itu memang tidak dilarang, namun jika sering terpapar, senyawa kimia tersebut bisa memengaruhi hormon dan berimbas pada kesuburan.

Dia menambahkan, sulit mencari tahu mengapa mainan anak jauh lebih banyak mengandung bahan kimia berbahaya. Sementara, soal alat bantu seks yang diklaim lebih aman, Ramstrom menyebut bahwa umumnya produk yang berkaitan dengan kegiatan seksual, umumnya mendapat pengawasan lebih ketat dari pemerintah, sehingga produsen menghindari penggunaan bahan-bahan yang dilarang.

“Di sisi lain, mainan anak diproduksi oleh banyak perusahaan, baik besar maupun kecil, sehingga pengawasannya mungkin kurang,” terang Bjorn Malmstrom, juru bicara Swedish Chemical Agency.

Adapun, hukum di Swedia menyebutkan bahwa penggunaan senyawa kimia pada mainan anak diperbolehkan. Namun kadarnya tidak boleh ‘membahayakan atau memberi risiko bagi kesehatan manusia’.

Menurut kelompok riset pasar Inggris, Technovio, pasar alat bantu seks global bernilai US$20 miliar atau setara Rp267,1 triliun per tahun. Angka tersebut masih akan terus tumbuh sekitar tujuh persen per tahun hingga 2020 mendatang.

Amerika Serikat dan China merupakan konsumen alat bantu seks terbesar di dunia.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha