BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Huzaifa Dadang Abdul Gani, mengakui bahwa keberadaan Lembar Lerja Siswa (LKS) tidak banyak memberi manfaat untuk siswa. Dadang juga mengatakan bahwa LKS tidak membuat siswa kreatif, karena mereka hanya mengerjakan soal-soal yang ada, tanpa praktek ataupun usaha yang keras untuk memperoleh pengetahuan.

"Memang LKS tidak menunjukkan kreativitas. Buku ini hanya mengambil saduran dari buku pokok dan berisikan soal-soal untuk dijawab, itu menurut saya tidak kreatif," tutur Dadang saat diwawancarai Jumat (13/1/2017).

Akan tetapi, tidak ada ketegasan dari Dadang terhadap larangan penjualan LKS ini. Pasalnya, kata dia, banyak juga wali murid yang setuju dengan keberadaan LKS ini. LKS dianggap sebagai buku pelajaran tambahan yang bisa meningkatkan pengetahuan siswa.

Baca: Menanti Ketegasan Walikota Tanjungpinang untuk Guru yang jadi Calo LKS

"Kita tidak serta merta mengatakan LKS ini haram, karena siswa membutuhkan buku pelajaran tambahan. Semakin banyak buku memang makin bagus," tutur Dadang.

Dari kaca mata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Kepulauan Riau ini, yang menjadi permasalahan mengapa LKS diributkan adalah proses jual beli yang menyebabkan orangtua jadi susah.

"Itu penyebab mengapa pemerintah melarang karena buat siswa susah. Tapi pada prakteknya, setelah guru melakukan rapat bersama wali murid, ternyata tidak sedikit wali murid juga senang dengan ada buku tambahan," tuturnya.

Untuk itu, kata Dadang, agar tidak menjadi masalah, maka guru harus menerapkan subsidi silang untuk siswa yang tidak mampu. Sehingga seluruh siswa dapat memiliki LKS, dengan bantuan dari wali murid golongan menengah ke atas.

"Jika ada keluhan kita lihat dulu, subsidi silang harus dilakukan, jika memang banyak yang setuju dengan LKS dan 30 persen atau lebih sedikit tidak setuju, berlakukan subsidi silang," kata Dadang.

Selanjutnya, dia juga mengimbau kepada guru agar tidak memaksakan dan tetap tetap mencari solusi agar seluruh siswa dapat buku tersebut.

"Jika ada siswa yang tidak dapat, mending tidak usah lah dibagikan LKS itu, namun jika guru bisa cari solusi, salah satunya dengan subsidi silang tadi, maka dibolehkan, dengan catatan sebagian besar wali murid setuju," tuturnya.

Kemudian untuk wali murid, Dadang mengimbau agar selalu berkomunikasi dengan guru. Segala permasalahan yang dihadapi harus dikomunikasikan kepada guru agar sama-sama dapat dicari jalan keluarnya.

"Yang penting wali murid berkomunikasi, jangan takut dengan guru. jika memang tidak bisa maka komunikasi kan agar guru bisa mencari jalan keluar," tuturnya.

Editor: Udin