Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tips Mencegah Kanker Paru-paru
Oleh : Redaksi
Sabtu | 17-12-2016 | 12:26 WIB
Merokok1.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Para pakar kesehatan selalu mengingatkan kita untuk menghindari faktor risiko agar tak terserang kanker paru-paru. Kalaupun tak terhindari, keberhasilan pengobatan bisa lebih tinggi jika kita melakukan deteksi dini.

 

"Menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini akan sangat berperan dalam keberhasilan pengobatan," ujar spesialis pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE.

Dia menyebutkan sejumlah faktor risiko kanker yang dapat dihindari, di antaranya kebiasaan merokok, yang berhubungan dengan sekitar 70 persen kematian akibat kanker paru. Faktor risiko lain, adanya bahan berbahaya seperti radon, asbes, arsenik, berilium, uranium, serta riwayat radiasi.

Faktor lainnya ialah mempunyai penyakit paru lain, seperti emfisema, bronkitis kronik, PPOK, dan TB, yang meningkatkan risiko terkena kanker paru. Di samping itu, ada risiko dari riwayat keluarga yang juga menderita kanker paru-paru. Pernah mengalami kanker pada organ tubuh lain juga menjadi faktor risiko kanker paru-paru.

"Risiko terserang kanker paru meningkat dengan pertambahan usia, dan laki-laki lebih sering dari perempuan," kata Tjandra mengungkapkan.

Kanker paru adalah salah satu kanker dengan penderita terbanyak di dunia. Kematian akibat kanker ini di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

"Satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia," katanya.

Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang sepuluh penyebab kematian di dunia pada 2015 menunjukkan kanker paru, trakea, dan bronkus merupakan penyebab kematian ke-7 di dunia.

Beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai kanker paru di antaranya ialah perubahan jenis dahak, nyeri dada atau punggung, batuk darah, dan sulit menelan. Bila menemukan gejala ini, Tjandra menyarankan agar dilakukan pemeriksaan, yakni anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan, serta bronkoskopi atau biopsi jarum.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha