Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suriah Tuding AS Dukung Kelompok Teror
Oleh : Redaksi
Rabu | 21-09-2016 | 14:14 WIB
bashar_al_assad-edit.gif Honda-Batam

Presiden Suriah Bashar al-Assad (Sumber foto: namakuddn.wordpress.com)

BATAMTODAY.COM, Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad, Senin (19/9/2016), menuduh Amerika Serikat memberi dukungan kepada kelompok teror di Suriah.

"Setiap kali Pemerintah Suriah membuat kemajuan, negara yang berseberangan meningkatkan dukungan mereka kepada kelompok pelaku teror," kata Assad, seperti dirilis kantor berita resmi Suriah, SANA.

Mengutip laporan SANA, kantor berita Reutes mengatakan, Assad mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Arab-Afrika Hossein Jaberi Ansari, yang berkunjung ke Damaskus.

Assad mengatakan, negara anti-Suriah telah melancarkan segala upaya dan kemampuan mereka untuk melanjutkan perang di Suriah.

Pernyataan tersebut dikeluarkan saat Amerika Serikat pada Sabtu (17/9/2016) memimpin serangan udara terhadap posisi militer Suriah di Deir el-Zour di Suriah Timur sehingga 90 tentara Suriah tewas dan 110 orang terluka.

Sedangkan Ansari kembali menegaskan tekad negaranya untuk mendukung Damaskus dengan segala cara dalam perangnya melawan pelaku teror.

Di sisi lain, 32 orang tewas dan banyak lagi cedera di Provinsi Aleppo, Suriah Utara, Senin (19/9/2016), dalam beberapa jam pertama setelah gencatan senjata yang diperantarai AS dan Rusia berakhir.

Lebih dari 40 serangan udara dilancarkan terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo dan pinggiranya pada Senin (19/9/2016), hanya beberapa jam setelah gencatan senjata satu pekan berakhir tanpa perpanjangan.

Serangan udara itu menarget konvoi truk bantuan kemanusiaan Bulan Sabit Merah, kata Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR).

Terkait dengan serangan yang menarget pasukan Suriah di Deir el-Zour, Washington mengatakan, serangan itu sebagai salah target dan AS telah meminta maaf atas insiden tersebut.

Perang saudara di Suriah yang telah berlangsung sejak Maret 2011 telah menewaskan lebih dari 290.000 jiwa dengan lebih dari 11 juta orang mengungsi, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.

AS dan Rusia hadir dalam intervensi militer melalui serangan udara dengan misi berbeda.

AS memulai serangan udara pada September 2014 untuk mendukung kelompok oposisi Islam moderat yang berperang melawan rezim Assad dan kelompok radikal, termasuk Negara Islam di Irak dan Suriah.

Rusia memulai kampanye udaranya sejak September 2015 untuk mendukung rezim Assad, dan memerangi kelompok oposisi dan radikal (dua kelompok ini disebut Damaskus sebagai pemberontak atau kelompok teror).

Sumber: Xinhua/Reuters/AFP/SANA
Editor: Udin