Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Internal BIN Harus Terbebas dari Nepotisme demi Optimalisasi Kinerja
Oleh : Redaksi
Sabtu | 10-09-2016 | 11:14 WIB
BIN.gif Honda-Batam

Peneliti PARA Syndicate, Fahri Huseinsyah (Sumber foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Peneliti PARA Syndicate, Fahri Huseinsyah mengatakan, unsur nepotisme dalam tubuh Badan Intelijen Negara (BIN) harus segera dihilangkan.

Nepotisme ini, menurut Fahri, dinilainya berasal dari perekrutan calon anggota yang seringkali berasal dari saudara maupun kerabat anggota BIN.

Menurut Fahri, nepotisme sebenarnya dilakukan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang dimiliki BIN. Namun, dalam konteks manajerial, nepotisme menjadikan BIN tidak optimal melakukan tugasnya.

"Nepotisme itu kan sebenarnya untuk menjaga kerahasiaan. Akan tetapi dalam konteks manajerial itu sendiri enggak baik," ujar Fahri usai diskusi "Pergantian Kepala BIN: Reformasi Intelijen dan Kontestasi Sipil-Militer" di Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Karena saat ada suatu kejanggalan, suatu ketidakoptimalan itu harus dikoreksi, dan organisasi yang baik harus seperti itu.

Menurut Fahri, untuk bisa memberantas praktik nepotisme dalam tubuh BIN, diperlukan adanya keterbukaan dan modernisasi organisasi.

Ini merujuk pada sistem tata kelola organisasi, seperti rekrutmen, manajerial, kaderisasi, dan perluasan cakupan BIN.

"Banyak lembaga sudah melakukan itu. Kaitannya tata kelola organisasi itu sendiri. Rekrutmen, manajerial, kaderisasi, dan perluasan cakupan dari BIN itu sendiri dalam aspek kinerja, jangkauan, dan sebagainya," ujar Fahri.

Fahri menambahkan, BIN perlu menyadari adanya kekurangan dalam internal lembaganya. Sehingga, langkah-langkah perbaikan dapat ditempuh untuk memaksimalkan kinerja BIN.

"BIN harus mengafirmasi adanya perbaikan-perbaikan internal dan juga modernisasi dan transformasi dalam organisasi," tutur Fahri.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin