Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terungkap, Inilah Mobil Avanza yang Ditinggal Imigran Gigolo di Batam
Oleh : Hadli
Jum'at | 09-09-2016 | 16:26 WIB
avanzayangditinggal.jpg Honda-Batam

Ini mobil Avanza rental yang ditinggalkan warga Afghanistan saat kecelakaan tunggal di Sambau, Nongsa Batam. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mobil Toyota Avanza putih yang mengalami kecelakaan tunggal di jalan raya Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kamis (25/8/2016) lalu sekitar pukul 22.20 WIB, ternyata adalah mobil yang disewa imigran gelap pencari suaka yang tersandung kasus gigolo.

Sebelum digeret ke Satlantas Polresta Barelang pada Jumat (26/8/2016) pagi oleh petugas polisi lalu lintas, kondisi mobil bernomor polisi BP 1015 SA, yang terjungkal ke rawa-rawa hingga terbalik, mengalami rusak parah. Kaca mobil tersebut pecah serta bodi mobil ringsek.

Saat kejadian, tiga orang warga Afghanistan pencari suaka yang bebas keluar masuk dari tempat penampungan yang difasilitasi Imigrasi Batam berada di dalam mobil itu, satu wanita yang disebut adalah wanita lokal.

"Perempuan itu warga Batam. Dia cewek salah satu warga Afghanistan itu," kata Soleh, warga sekitar yang menyaksikan mobil rental itu terjungkal, kepada media ini di Polda Kepri, Jumat (9/9/2016).

Malam itu, kata dia, setelah terjadi kecelakaan tunggal keempat orang yang berada didalam mobil berhasil keluar dalam kondisi berdarah. Ridwan sempat bercerita singkat kepada warga Afganistan itu.

"Bahasa Indoensia-nya sudah fasih. Karena fasih itulah awalnya saya tidak menduga jika mereka warga pencari suaka. Belakangan setelah kasus gigolo warga Afganistan di Batam mencuat, baru saya sadar kalau yang mengalami kecelakaan malam itu adalah mereka," katanya.

Setelah beberapa saat laka tunggal terjadi, ketiga imigran gelap bersama seorang perempuan lokal tersebut dijemput mobil Avanza hitam. Lantas, mobil rental tersebut ditinggal begitu saja.

Kasus gigolo asal Afganistan dan Pakistan yang dilakoni warga pencari suaka ini mencuat setelah Imigrasi Batam kecolongan dengan bebasnya aktivitas yang dialakukan mereka ditempat penampungan yang disediakan di Hotel Kolekta Batam.

Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh petugas imigrasi, disinyalir menjadi kesempatan bagi para pencari suaka asal Afganistan dan Pakistan ini bertindak sesuka hati. Hingga mau menekuni profesi pemuas nafsu tante girang dan lelaki kelainan seks alias gigolo. Pada hal mereka tanggung jawab Imirasi Batam.

Kini pengembangan kasus asusila tersebut tengah ditanggani Polresta Barelang. Tarif sekali kencan yang dijajahi untuk melayani nafsu tante girang dan lelaki homoseksual mencapai Rp20 juta.

Editor: Dardani