Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasionalisme Sering Diartikan Bertentangan dengan Nilai Religius Keagamaan
Oleh : Irawan
Senin | 29-08-2016 | 11:02 WIB
Jpurba-4pilar.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Sosialisasi Empat Pilar Anggota MPR dari unsur DPD RI Djasarmen Purba kepada Karang Taruna Perumahan Bukit Permata, Kelurahan Tembesi, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri)  pada 4 Juni 2016 lalu, di Batam.

BATAMTODAY, Batam - Membangun nasionalisme sering diartikan bertentangan dengan religius keagamaan yang ada di masyarakat.

"Bagaimanakah menerjemahkan ini dalam kehidupan nyata?" kata Zulfan, Anggota Karang Taruna Perumahan Bukit Permata, Kelurahan Tembesi, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) saat menghadiri Sosialisasi Empat Pilar Anggota MPR dari unsur DPD RI Djasarmen Purba pada 4 Juni 2016 lalu, di Batam.

Menanggapi hal ini, Djasarmen mengatakan, dalam konteks Indonesia, nasionalisme yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan (perikemanusiaan) yang hakiki dan bersifat asasi.

Tujuannya, mengangkat harkat, derajat, dan martabat kemanusiaan setiap bangsa untuk hidup bersama secara adil dan damai tanpa diskriminasi di dalam hubungan-hubungan sosial.

"Sebenarnya rasa nasionalisme itu sudah dianggap telah muncul manakala suatu bangsa memiliki cita-cita yang sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan," kata Djasarmen.

Ciri nasionalisme Indonesia itu, lanjutnya, yaitu nasionalisme religious seperti yang dicetuskan Bung Karno (Soekarno) adalah nasionalisme yang tumbuh dari budaya Indonesia.

Nasionalisme religious merupakanperpaduan antara semangat kebangsaan dan keberagaman.

Nasionalisme Indonesia bersumber kepada Pancasila, sedangkan semangat religious bersumber kepada ajaran Islam yang menjadi agama mayoritas masyarakat.

"Antara nilai-nilai Pancasila dan Islam dapat saling dikompromikan dan tidak berbenturan. Kedua unsur tersebut saling mengisi yang melahirkan semangat nasionalisme yang beragama dan semangat beragama yang nasionalis," katanya.

Djasarmen menambahkan, timbulnya persoalan bangsa selama ini lebih diakibatkan karena lunturnya nilai-nilai ke-indonesian dalam diri masyarakat Indonesia.

Sikap mau menerima perbedaan dan keberagaman menjadi kunci jawaban bagi upaya membangkitkan nilai-nilai ke-Indonesiaan.

"Oleh karena itu pengembangan nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar menjadi sangat diperlukan. Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan pedoman perilaku bernegara bagi manusia Indonesia sebagai warga negara sekaligus sebagai pedoman dalam rangka pembentukan karakter nasional," katanya.

Editor: Surya