Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tuntutan Pemutihan Lahan oleh Warga Bukit Timur

Perundingan dengan BP Batam Berlangsung Ricuh
Oleh : Ali/Dodo
Senin | 12-09-2011 | 13:23 WIB
Demo-OB-Bukittimur.gif Honda-Batam

Aksi yang digelar warga Bukit Timur di depan kantor BP Batam. (Foto: ALi)

BATAM, batamtoday - Perundingan antara warga Bukit Timur dengan perwakilan Badan Pengusahaan (BP) Batam berlangsung ricuh. Pasalnya, warga yang menuntut pemutihan tanah ini menganggap perundingan tanpa dihadiri Mustofa Widjaja, ketua BP Batam akan berakhir tanpa keputusan.

Warga merasa tidak puas jika perundingan tersebut hanya menyertakan Rustam Hutapea selaku Humas BP Batam lantaran dinilai bukan sosok pengambil keputusan.

"Kalau maih bapak (Rustam Hutapea, Humas BP Kawasan) di sini, kami lebih memilih keluar, dan menganggap pertemuan ini batal, karena adanya bapak sama seperti pertemuan lalu, ingkar janji dan tidak dapat mengambil keputusan," ujar Ismail orang yang dituakan di Kampung Bukit Timur, Senin (12/09/11).

Pasalnya, warga menilai CV Dinamika Cahaya Mulia selaku yang mendapat alokasi lahan seluas 90 Hektar di Bukit Timur, Tanjung Uma dianggap sebagai mafia lahan yang menjual lahannya kembali kepada investor asing.

"Selama ini, kami menilai CV Dinamika Cahaya Mulia merupakan sindikat penjual lahan, karena sejauh ini lahan-lahan yang dimiliikinya seperti Bukit Timur dan
Bukt senyum tidak ada pembangunannya. Namun kenapa BP Batam tidak bertindak, karena sesuai aturan perlahanan yang baru dari kurang lebih enam bulan tidak dibangun, harus diberi sangsi atau peringatan," ujar Ismail.

Menurutnya, sejauh ini, tidak ada pembangunan di lokasi tersebut, sehngga warga siap mengambil alih lahan berstatus kampung tua ini dengan membayar UWTO kepada pihak BP Batam selalu pemilik lahan.

"Kami siap meminta diputihkan, dan siap membayar WTO kepada BP Batam," tegasnya.

Sementara itu, Rustam Hutapea menuturkan tidak bisa lagi dicabut alokasi yang telah diberikan kepada CV Dinamika Cahaya Mulia.

Rustam yang menyebutkan dari lahan seluas 18, 15 dan 1,5 hektar yang dimiliki CV Dinamika Cahaya Mulia sejauh ini tetap dmliki perusahaan tersebut sebagai pengembang.

Penjelasan itu membuat warga kecewa dan lebih memilih bubar, dan sempat terjadi keributan, karena sebagai aparat penegak hukum yang menengahi pertemuan dua belah pihak merasa tidak dihargai.

"Tolong hargai kami, dan bapak-bapak ini (pejabat BP Kawasan-red) agar permasalahan ini cepat selesai dan tidak terjadi pertikaian, kepada siapun nantinya saya siap menengahkan," ujar Kompol Suyanto, kabid Binmas Polresta Barelang.

Hingga berita ini diturunkan, warga tetap bertahan menunggu Mustofa di depan Gedung BP Batam.

"Kami tetap menginginkan bertemu ketua BP Batam hari ini, kami akan menunggu di sini," ujar  Ismail.