Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Dukung Fadel Putus Impor Garam
Oleh : Surya Irawan
Jum'at | 09-09-2011 | 11:02 WIB

JAKARTA, batamtoday - Sejumlah anggota DPR mengapresiasi positif tindakan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad yang telah berhasil berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu untuk menutup kran impor garam di Indonesia.

"Menteri Fadel telah membuktikan janjinya untuk masalah garam ini, namun kami mengingatkan penutupan impor garam ini jangan hanya sandiwara belaka,” ujar anggota DPR Ma'mur Hasanuddin dari Fraksi PKS ini seperti dilansir laman dpr.go.id di Jakarta

Sebelumnya, pada bulan Juli 2011, di dalam rapat kerja Komisi IV DPR dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadel berjanji akan menertibkan impor garam menjelang akan berlangsungnya masa panen raya garam seiring dengan dimulainya musim kemarau pada tahun ini. Namun hingga pertengahan bulan Agustus 2011, impor garam makin merajalela yang menyebabkan terpuruknya petani garam baik secara ekonomi maupun mental.

Ma'mur menambahkan, janji Fadel pada penertiban garam ini baru dilaksanakan setengahnya. Yang paling penting pada penertiban garam impor ini adalah, menggenjot produksi garam hingga titik swasembada garam yang selanjutnya menjadi negara yang surplus garam sehingga kita mampu untuk ekspor garam ke negara lain.

Selain kuantitas garam yang diproduksi di dalam negeri, Menteri Kelautan Fadel Muhammad oleh Ma'mur diminta memperhatikan peningkatan kualitas produksi garam rakyat yang dinilai oleh beberapa kalangan masih belum memenuhi standar penggunaan industri. “Garam produksi dalam negeri dianggap lembek”, kata Ma'mur.

Ma'mur mengatakan, anggaran Rp96 milyar untuk peningkatan produksi garam akan dapat segera ditambah hingga menjadi Rp150 milyar. Peningkatan anggaran ini diharapkan bukan hanya memacu peningkatan jumlah produksi garam, namun juga meningkatkan kualitas garam.

Yang berikutnya, lanjut Ma'mur, penertiban garam impor yang hingga saat ini belum dilakukan adalah dilakukannya re-ekspor garam yang telah masuk di Indonesia. Garam dari India sebanyak 50 ribu ton masih membanjiri pelabuhan. Sebelumnya, 11.800 ton garam yang masuk ke Banten dan 29.050 ton garam masuk ke pelabuhan Belawan Medan juga berhasil ditahan KKP. “Kami meminta kepada Fadel agar segera menuntaskan janjinya dengan mere-ekspor garam yang masih tertahan di pelabuhan Bali, Banten dan Medan," jelasnya.