Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Timnas Malaysia Ditinggal Para Pemainnya
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-07-2016 | 09:02 WIB
timnasmsia.jpg Honda-Batam

Para pemain Timnas Malaysia. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Petinggi atau pemilik Johor Darul Tazim (JDT) yang juga Tunku Mahkota Johor, Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim, angkat bicara soal keputusan para pemainnya pensiun dari tim nasional Malaysia. Setidaknya sudah ada empat pemain itu yang memutuskan pensiun, yaitu Safiq Rahim, Mohd Aidil Zafuan Abdul Razak, S. Kunanlan dan Amirulhadi Zainal.

 

Selain itu, ia juga menjelaskan sebab keempat pemain tersebut memilih mundur dengan cara pensiun. Adanya ketidakpuasan terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menjadi salah satu sebab.

Menurut Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim, para pemainnya mundur setelah sempat berbicara dengannya usai pertemuan resmi klub JDT yang membahas keperihatinan terhadap kinerja dan administrasi di FAM, termasuk juga di FMLLP yang menjadi operator kompetisi.

"Beberapa pemain datang menemui saya dan mengatakan keinginan untuk pensiun. Saya memberikan pendapat bahwa saya mendukung apapun yang menjadi keputusan mereka. Sebagian dari mereka meminta saya membantu untuk mengumumkan melalui situs resmi JDT. Mereka tak mau mengumumkan melalu media dan akun media sosial karena akan banyak penggemar yang tidak bertanggung jawab menyalahkan mereka," tulis Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim di akun Facebook JDT.

Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim menolak bahwa pemainnya tak cinta negara sehingga ramai-ramai pensiun. "Pemain ini sayang negara mereka. Membela negara adalah kehormatan terbesar dalam karier mereka. Mereka bukan melakukannya karena tidak suka dengan Malaysia. Mereka melakukannya karena manusia seperti Anda dan saya."

"Mereka melakukan ini karena sudah lelah dengan pangilan yang tidak seharusnya, di mana mereka harus menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam pemusatan latihan dengan latihan tidak memadai dan tidak memberi manfaat kepada tim nasional."

"Mereka terpaksa bermain untuk sebuah organisasi yang tidak pernah memperhatikan kesejahteraan, tidak melakukan apa-apa ketika teman-teman mereka tidak menerima gaji dari klubnya masing-masing."

"Mereka terpaksa bermain untuk seorang pemimpin yang tidak pernah menghadiri setiap latihan ataupun pertemuan. Mereka terpaksa bermain untuk seorang pemimpin yang tidak mengetahui nama mereka dan keberadaan mereka. Mereka terpaksa bermain untuk sebuah organisasi yang tidak mengambil peran ketika mereka mengalami cedera," sambung pernyataan Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani