Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sstttt ... Meninggalnya Husni Kamil Manik Diduga Ada Kaitanya dengan Peretasan IT KPU
Oleh : Redaksi
Minggu | 10-07-2016 | 09:30 WIB
Husni Kamil.jpg Honda-Batam

Alm Ketua KPU Husni Kamil Manik

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua KPU Husni Kamil Manik tutup usia dalam usia 41 tahun pada Kamis 7 Juli 2016 sekitar pukul 21.00 WIB di RSPP Jakarta. Kematiannya dinilai tidak wajar dan ada dugaan ketua KPU itu sengaja diracun untuk menutupi skandal besar yang sedang terjadi.

Sekitar seminggu sebelum beliau meninggal, sebuah kultwit yang dibuat oleh @ZaraZettiraZR sempat menjadi viral di medsos. Kultwit tersebut mengulas tentang peretasaan Sistim IT KPU pada Pilpres 2014 silam. Husni Kamil Manik sempat menanggapi kultwit tersebut, dan mendukung untuk melakukan audit digital forensik mengenai dugaan peretasan tersebut.
 
Berikut ini kultwit yang dibuat oleh @ZaraZettiraZR,
 
"Kilas Balik Audit Keamanan Sistim IT KPU Yang Diretas (Hacked) Pada Pilpres 2014" by @ZaraZettiraZR
 
Selamat sore, tweeps. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, saya mau kultwit sebentar
 
Kilas Balik Audit Keamanan Sistem IT KPU pada Pemilihan Presiden 2014...
 
- Aspek Celah Keamanan Sistem IT KPU-
 
1: E-mail Anggota KPU:
Enam dari tujuh e-mail address komisioner KPU yang aktif digunakan, adalah alamat e-mail gratisan.
 
Mengatur kegiatan penting seperti pemilu, bagi KPU adalah pekerjaan main-main 5 tahunan.
 
Kenapa menggunakan e-mail gratisan yang mudah diretas? 
Jawabnya: disengaja.
 
Ferry Kurnia adalah komisioner KPU yang paling muda di antara tujuh komisioner KPU yang ada.
 
Seorang hacker berinisial “A” mencoba mengirimkan satu e-mail phishing ke alamat e-mail gratisan milik komisioner KPU Ferry Kurnia.
 
Tidak sampai 2 jam kemudian, "A" sudah bisa mengakses, membaca semua e-mail yang diterima / dikirimkan via alamat e-mail Ferry Kurnia tsb.
 
Seharusnya, para komisioner KPU dan para perancang sistem IT KPU adalah orang-orang professional, dan bukan dari kalangan orang sembarangan
 
Namun mereka seperti membuat segalanya begitu mudah untuk siapapun yang mempunyai niat tidak baik, untuk ikut masuk ke sistem IT KPU.
 
2: Saling mengirimkan Username dan Password melalui E-mail
“A”  membuka inboks e-mail salah satu anggota KPU, dan mencari kata "password".
 
“A” langsung mendapatkan password ke SILOG (Sistem Logistik).
 
“A” juga mendapatkan password ke Dropbox yang dipakai untuk menyimpan salinan data pemilih di seluruh Indonesia.
 
Kemudian “A” juga mendapatkan password untuk masuk ke sistem real count KPU.
 
KPU memiliki sistem real count yang entah mengapa, sama sekali tidak ditampilkan di websitenya.
 
Publik harus menghitung real count sendiri, seperti di website kawalpemilu.org
 
Hal ini jelas menjadi pertanyaan penting dan menjadi tanda tanya besar.
 
Password untuk mengelola website KPU, untuk SIDALIH (Sistem Data Pemilih) dan password sistem lainnya didapatkan oleh “A” secara mudah.
 
Berbagai password penting tadi dikirimkan begitu saja oleh admin melalui e-mail, yang sebagian besar adalah e-mail gratisan.
 
Nampak disengaja, demi memudahkan para hacker dan cracker untuk masuk ke dalam sistem IT KPU.
 
3: Google Docs Daftar Username dan Password
“A” lalu menemukan satu e-mail yang dikirimkan oleh admin sistem IT KPU kepada semua anggota KPU
 
Isinya adalah GOOGLE DOCS,  berisi daftar semua password untuk seluruh sistem IT KPU.
 
Para admin dan anggota KPU memang sengaja ingin memudahkan para hacker dan cracker untuk ikut masuk ke dalam sistem IT KPU.
 
Daftar password penting tadi hanya disimpan di GoogleDocs dan cukup dikirimkan melalui e-mail, yang sebagian besar adalah e-mail gratisan.
 
4: Pola Password Mudah Ditebak
 
Sebagai contoh, password SSH ke website KPU yang pernah digunakan:
4dm1n80njol@w1w1k. Username: kpuadmin.
 
Password root shell/MySQL: m3rd3k41945!
 
Banyak password sistem IT KPU menggunakan pola yang sama.
Agar mudah diingat.
Agar mudah diretas.
 
Melalui pola yang sangat mudah ditebak, tanpa kerumitan sama sekali.
 
5: Semua Anggota KPU Bisa Melakukan Edit Daftar Pemilih - Sesuka Hati
 
Melalui Sistem Data Pemilih (SIDALIH), KPU mengatur nama-nama yang masuk ke Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
 
Penambahan atau pengurangan nama-nama pemilih dapat dilakukan dari sistem ini.
 
Sangat krusial, karena di Indonesia ini, pemilih ikut mencoblos pemilihan cukup dengan membawa undangan pemilih, tanpa perlu menunjukkan KTP
 
Jika mau aman: Mengapa semua anggota KPU bisa melakukan edit DPT sesuka hati? Mengapa akses yang diberikan oleh admin tidak hanya READ ONLY?
 
Keputusan hak edit ini, tentu saja keputusan yang jelas-jelas disengaja, tidak mungkin faktor kecelakaan.
 
Memberikan kewenangan sangat besar kepada setiap anggota KPU untuk bermain-main dengan data jumlah pemilih.
 
Memberi kemudahan untuk memanipulasi data dengan cara mengurangi atau menambahkan Daftar Pemilih Tetap. Sesuka hati.
 
Jika ada anggota KPU yang berkomunikasi dengan tim sukses calon presiden tertentu, akses ke SIDALIH ini bisa menambahkan “pemilih baru”.
 
Atau mengurangi pemilih di daerah-daerah tertentu, sesuka hati. 
Sesuai permintaan dari tim sukses calon presiden tertentu
 
Mereka yang seharusnya belum bisa memilih, bisa diberikan "hak untuk memilih".
 
Mereka yang diketahui cenderung akan memilih calon tertentu, bisa "dicabut hak memilihnya".
Dengan sangat mudah.
 
Ditambah lagi untuk setiap data entri, tidak ada info atau log secara terbuka, siapa saja yang terakhir melakukan edit data.
 
Tidak ada edit history.
Celah sistem yang sangat membahagiakan untuk siapapun yang punya niat tidak baik.
 
6: Semua Anggota KPU Bisa Melakukan Edit Jumlah Pengiriman Kertas Suara - Sesuka Hati
 
Sistem Logistik (SILOG) KPU digunakan untuk mengatur distribusi surat suara ke semua daerah, untuk didistribusikan ke semua TPS.
 
Penambahan atau pengurangan pengiriman kertas suara dapat dilakukan melalui sistem ini.
 
Pertanyaan untuk SILOG (Sistem Logistik) ini sama dengan pertanyaan untuk SIDALIH (Sistem Data Pemilih).
 
Jika mau aman: Kenapa semua anggota KPU bisa meng-edit logistik pemilu seperti kebutuhan jumlah kertas suara?
 
Mengapa akses yang diberikan oleh admin tidak hanya READ ONLY?
 
Keputusan ini tentu saja keputusan yang disengaja, dan tidak mungkin karena faktor kecelakaan.
 
Yaitu memberikan kewenangan sangat besar kepada setiap anggota KPU untuk bermain-main dengan jumlah kebutuhan kertas suara.
 
Maka jika ada anggota KPU yang berkomunikasi dengan tim sukses calon presiden tertentu, akses SILOG bisa mengirim kertas suara lebih banyak.
 
Mengirimkan kertas suara dengan jumlah sesuai permintaan tim sukses calon presiden tertentu ke daerah-daerah tertentu.
Dengan sangat mudah.
 
Dalam sistem SIDALIH, untuk setiap entri juga tidak ada info atau log secara terbuka, siapa saja yang terakhir melakukan edit.
 
Tidak ada edit history.
 
Secara fair, memang ada sisi lain yang positif dalam sistem KPU. Yaitu sistem scan formulir C1. Aplikasi didesain sederhana, tidak banyak form isian. Sangat membantu meningkatkan penggunaan sistem.
 
Pengelolaan C1 ini membuat persepsi seolah-olah pemilu benar-benar berlangsung secara jujur dan adil.
 
Seolah-olah tidak akan mungkin mempengaruhi hasil pemilu jika scan C1 sudah terkumpul semua di server KPU. Namun tetap menjadi pertanyaan besar.
 
Editor: Surya