Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Demo Nelayan Dijaga Ketat TNI-AL dengan Menggunakan Senjata
Oleh : Charles / Magid
Rabu | 07-09-2011 | 09:09 WIB
Seorang_anggota_TNI-AL_Dari_Lantamal_IV_Tanjungpinang,_setelah_dari_laut_dan_mengamankan_pertemuaan_nelayan_di_Sebuah_Pos_TNI-AL_di_Kawal.JPG Honda-Batam

Seorang anggota TNI, setelah dari laut dan mengamankan pertemuaan nelayan di sebuah Pos TNI-AL di Kawal

BINTAN, batamtoday - Kalau biasanya, aksi demo dijaga ketat oleh Polisi, kali ini aksi demo yang dilakukan puluhan nelayan Gunung Kijang di laut Teluk Bakau dijaga ketat oleh sejumlah anggota Marinir TNI-AL dari Lantamal IV Tanjungpinang dengan menggunakan senjata laras panjang.

Hal itu terlihat dilakukan sejumlah anggota marinir TNI-AL dari Lantamal IV Tanjungpinang saat puluhan nelayan melakukan aksi demo di laut desa Teluk Bakau, kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Selasa (6/9/2011) di lokasi aktivitas oprasional PT HP yang sebelumnya dituding sebagai biang pencemaran perairan sekitar.

Kendati sempat dihadang anggota TNI, namun aksi demo nelayan tetap berjalan dengan aman, bahkan, setelah beberapa menit melakukan orasi, dua perwakilan nelayan dari HNSI Bintan Sudirman dan Mbay sebagai ketua HNSI Bintan, sempat melakukan perundingan di atas kapal.

Sudirman, dan Mbay sebagai ketua HNSI Bintan mengatakan, perundingan diatas kapal PT HP dilakukan dengan salah seorang kapten kapal bernama Abdullah, dan disaksikan beberapa petugas TNI-AL.

"Dalam perundingan tadi kapten kapal mengatakan, kalau pihaknya tidak ada kewenangan, karena mereka hanya menjalankan tugas dari perusahaan (PT Harmadi Pranaupaya) sebagai perusahaan sub-kontrak pemenang tender,"ujar Mbay.

Tapi, tambah Mbay dan Sudirman, Kapten Kapal juga berjanji, akan menghentikan proses pengangkutan hingga perjanjian dan komitmen pihak perusahaan atas pencemaran yang terjadi dapat dipertangung jawabkan

Atas tidak adanya titik solusi dari tuntutan nelayan saat berdemo diatas kapal di tengah laut, warga nelayan kembali melanjutkan aksi unjuk rasa-nya dengan mendatangi Susi Resort yang dijadikan sebagai posko pengangkatan MT AB 9. Di sana, warga meminta pernyataan tertulis dari pihak perusahaan untuk tidak beroperasi sampai proses penyelesaian konpensasi terhadap nelayan selesai.

Asiten Operasional (Asop) Lantamal IV Tanjungpinang Kolonel Laut Pelaut Gig JM Sipasuta yang dikonfrimasi wartawan terkait dengan posisi dan keterlibatan TNI-AL dalam usaha pengangakatan kapal MT AB9 yang dilakukan PT HP itu, mengatakan, kalau pihaknya merupakan pihak yang diminta pengamanan PT Harmandi Pranaupaya. Bahakan, pelaksanaan pengamanan ini, sendiri, kata Sipasuta didasari dari surat perintah dan permintaan dari Kepala Staft TNI-AL dari Mabes TNI-AL pusat.

"Posisi TNI-AL dalam operasi pengangkatan kapal karam ini, merupakan pengamanan, yang diminta pihak perusahaan, dan diperintahakan langsung oleh Kasal dari Mabes TNI-AL pusat,"jelasnya, yang sebelumnya dibarengi dengan pertanyaan "Sampean ini dari media mana,"ujarnya pada batamtoday.