Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Haripinto Sebut TPID Terus Kendalikan Harga Jelang Lebaran
Oleh : Irawan
Selasa | 21-06-2016 | 13:22 WIB
Haripinto4.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Anggota Komite IV DPD RI, Senator asal Provinsi Kepri

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Senator Haripinto Tanuwdjaja mengatakan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus melakukan pemantauan terhadap gejolak harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran yang mulai merangkak naik.

"Badan Inflasi daerah (TPID) terus berusaha untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok di daerah agar terjangkau menjelang lebaran," kata Haripinto di Jakarta, Selasa (21/6/2016).

Selain menjaga daya beli masyarakat, kata Haripinto, TPID juga terus mendorong agar suku bunga Bank Indonesia (BI) lebih rendah agar perekonomian lebih kompetitif. "Minggu lalu kita rapat dengan BI, hari kita kita apresiasi suku bunga turun 25 basis poin jadi 6,25. Kita berharap lebih rendah lagi," katanya.

Anggota Komite IV DPR ini mengatakan, harga gula, pasir dan bawang di Kepri terus mengalami kenaikan dan distribusinya tidak merata di Kepri. "Harganya jadi lebih mahal karena ada biaya logistik dan juga distribusi. Apalagi barangnya diimpor oleh pusat," katanya.

Menurut Haripinto, untuk menekan harga kebutuhan pokok di Kepri, mestinya Kepri atau Batam diijinkan untuk melakukan impor sendiri, karena merupakan kawasan free trade zone (FTZ)/kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

"Sekarang nasional sudah impor, barang dikirim semua ke Jakarta baru distribusikan ke Kepri sehingga ada biaya logistik untuk distribusi. Ini yang membuat harga kebutuhan pokok di Kepri jadi mahal karena ada biaya logistik dan distribusi. Kenapa Kepri tak diinjikan impor saja," katanya.

Namun, apabila pusat tetap tidak mengijikan Kepri untuk melakukan impor sendiri kebutuhan pokok, sebaiknya untuk Kepri diberikan alokasi dari impor yang dilakukan pusat dan langsung dikirim ke Kepri, tanpa melalui Jakarta.

"Itu impor bawang dari Malaysia, gula dari India dan beras dari Vietnam. Alokasikan saja berapa buat Kepri, itu kan dikirimnya lewat Selat Malaka. Langsung dikirim saja ke Kepri barangnya jangan ke Jakarta dulu baru ke Kepri. Kapal dari Selat Malaka lebih dekat ke Kepri daripada Jakarta, kapalnya dibelokkan dulu ke Kepri untuk menurunkan barang, baru lanjut ke Jakarta. Ongkos distribusinya bisa dihemat," katanya.

Editor: Surya