Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merapi Meletus, 26 Tewas Akibat Wedhus Gembel
Oleh : Dari Berbagai Sumber
Rabu | 27-10-2010 | 10:50 WIB

Yogyakarta-Gunung Merapi meletus dengan mengeluarkan awan panas (wedhus gembel), Selasa (26/10) pada pukul 17.02 WIB. Sebanyak 26 ditemukan meninggal dunia, termasuk juru kunci Merapi Mbah Marijan dan wartawan Vivanews Yuniawan Wahyu Nugroho

"Sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB terjadi empat kali awan panas (wedus gembel) dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul tidak berhenti," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono di Yogyakarta, Rabu (27/10/2010).

Menurut Surono, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi. Awan panas pertama yang muncul pada pukul 17.02 WIB tersebut mengarah ke barat. Namun awan panas berikutnya tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup gelap dan hujan.

Sirine bahaya di Kaliurang, Sleman, berbunyi pada pukul 17.57 WIB. Pada pukul 18.05 WIB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos pengamatan.

"Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit, namun pada tahun ini awan panas sudah terjadi lebih dari 20 menit," kata Surono. Lamanya awan panas tersebut menunjukkan energi yang cukup besar.

Korban tewas akibat awan panas dari letusan Gunung Merapi bertambah satu orang menjadi 26 korban. Evakuasi terhadap para korban masih terus dilakukan.

"Data korban Merapi sampai pukul 10.15 WIB, meninggal 26 orang," kata Staf Ahli Presiden Bidang Penanganan Bencana dan Sosial Andi Arief dalam akun twitter-nya, Rabu 27 Oktober 2010.

Menurut Andi Arief, selain korban tewas 26 orang, dilaporkan pula ada sekitar 13 orang masih mengalami luka-luka. Tidak disebutkan tingkatan luka yang dialami para korban. Sebelumnya, jumlah korban tewas 25 orang.

Awan panas yang dimuntahkan Merapi sejak petang kemarin sekitar pukul 17.02 WIB memiliki suhu sekitar 600 derajat celcius. Lokasi daerah yang terkena awan panas 'wedhus gembel' itu luluh lantak dipenuhi debu.

Bahkan dilaporkan ketebalan debu di permukaan tanah mencapai sekitar 20 centimeter. Panas yang luar biasa menjadi penyebab utama banyaknya korban jiwa. "Korban meninggal sudah teridentifikasi 19 orang, termasuk almarhum Mbah Maridjan," ujar Andi Arief.

Dari 26 korban tewas itu, salah satunya adalah Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Jenazah Yuniawan yang akrab disapa Wawan ditemukan meninggal dunia di rumah Mbah Maridjan. Wawan tewas saat hendak membujuk Mbah Marijan agar mau mengungsi. Mobil Suzuki APV yang digunakan Wawan dan relawan PMI yang juga tewas, rusak tersapu awan panas. Debu vulkanik setebal sekitar 20 centimeter tertimbun di permukaan tanah. Desa Mbah Maridjan bermukim berubah warna menjadi abu-abu. Tertutup debu.setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan.