Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelaku Diduga Idap Penyakit Pedofilia

KPAID Desak Polisi Tangkap Pelaku Perkosaan
Oleh : charles/ sn
Senin | 22-08-2011 | 19:18 WIB
pedo.jpg Honda-Batam

Ilustrasi: pedofilia.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Terjadianya kasus penculikan dan pemerkosaan anak di bawah umur secara berturut-turut dengan modus dan cara yang hampir sama, membuat sejumlah warga di Tanjungpinang resah.

Demikian pula Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri. Ketua KPAID Kepri Edi Syafrani mengatakan, sangat menyayangkan kerja aparat kepolisiaan yang belum berhasil menangkap dan mengungkap pelaku penculikan dan pemerkosan terhadap anak dibawah umur yang telah terjadi hingga tiga kali dalam 8 bulan di Kota Tanjungpinang ini.
 
"Kita sangat berharap dan mendesak kepolisian, agar segera dapat menangkap dan memproses secara hukum pelaku penculikan dan pemerkosaan anak dibawah umur ini, hingga tidak membuat sejumlah warga resah," ujar Edi Syafrani saat dihubungi batamtoday, di Tanjungpinang, Senin 22 Agustus 2011.

Edi menambahakan, berdasarkan catatan KPAID, sampai saat ini sudah 3 kali kejadiaan kasus
penculikan dan pemerkosaan ini. Dan kalau melihat modus dan cara pelaku, ketiga kasus hampir sama, dengan modus, pelaku yang pura-pura mencari alamat, menanyakan sesuatu, lalu minta bantu diantarkan, hingga membawa korban kabur. Boleh jadi, atas kesamaan modus itu, Edi juga menduga kalau pelaku penculikan dan pemerkosaan anak di bawah umur ini mengidap penyakit kelainan sejenis pedofilia yang doyan dan senang kepada anak-anak.

"Kalau benar, pelaku mengidap penyakit kelainan, yang senang pada anak di bawah umur, sementara hingga saat ini pelakunya belum tertangkap, tentu hal ini akan sangat meresahakan warga yang memiliki anak di bawah umur. Oleh sebeb itu, sekali lagi kita dan masyarakat tentu mengharapkan polisi dapat menangkap pelaku penculikan dan pemerkosaan anak itu," ujarnya.

Sementara itu, Edi juga mengaku kalau KPAID kepri sudah mendampingi Bunga (9) korban penculikan dan pemerkosaan, yang saat ini sedang dirawat di RSUD Tanjungpinang dan dari pantauaan KPAID, kondisi korban sampai saat ini masih trauma.

"Bahkan, selain dari anggota keluarga, saat melihat orang lain, korban juga masih menunjukkan rasa takut," sebutnya.

Dan melalui koordinasi, dalam pembiayaan, KPAID juga telah meminta pada dinas kesehatan kota Tanjungpinang, agar dapat membantu menanggulangi pembiayaan pengobatan korban. Hal itu melihat kondisi keuangan keluarga korban yang tidak berkemampuan.

"Kita sudah berkoordinasi pada dinas kesehatan kota, dan Alhamdulillah mereka mau. Jadi, saat ini, pembiayaan ditangani oleh pemerintah kota melalui Jamkesmas," sebutnya.

Selain itu, untuk mengembalikan rasa traumatik sang anak yang menjadi korban, KPAID Kepri juga secara proaktif akan memberikan psikoterapi atas mental dan trauma korban, dan hal itu akan dilakukan KPAID langsung melalui anggotanya yang memang ahli di bidang tersebut.