Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Bayi Kembar Siam di RS Camatha Sahidya Panbil Masih Belum Jelas
Oleh : Harun al Rasyid
Kamis | 31-03-2016 | 19:17 WIB
IMG_20160330_111303.jpg Honda-Batam
Bayi kembar siam (Foto : Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Buah hati yang terlahir ke dunia ini merupakan rahmat dan harta berharga titipan Tuhan, sekalipun terlahir dalam keadaan kembar siam dengan posisi tubuh keduanya menyatu.

Namun akan lain ceriteranya ketika orangtua jabang bayi berasal dari keluarga tak mampu secara ekonomi. Lalu dituntut harus melewati berbagai prosedur dan segala tuntutan administratif, bilamana hendak memisahkan tubuh bayi kembarnya itu.

Bahkan, ke dua orangtua si jabang bayi halus mengelus dada, ketika lembaran rupiah yang disampaikan sebagai biaya pemisahan bayi mereka, melebihi batas kesanggupan dan entah sampai kapan bisa mereka miliki.     

Sebut saja pasangan suami istri (pasutri) Junaidi Bakri (29) warga rumah liar (ruli) Bengkong Nusantara, Batuampar bersama Warmin Bahrudin (32) yang baru melahirkan bayi kembar siam pada Selasa (29/3/2016) lalu sekitar pukul 16.00 WIB. Kelahiran kedua putri mereka itu dengan posisi bagian perut saling menyatu dengan berat kurang lebih 4 Kg.

"Saya bersyukur sudah lahir, walaupun dengan jalan operasi cesar. Ini anak pertama saya, kembar siam dan cewek semuanya," ujar Junaidi saat ditemui pewarta di Rumah Sakit Camatha Sahidya (Casa) Panbil, Rabu (30/3/2016) malam.

Menurut Junaidi, ketika kandungan istrinya memasuki usia 7 bulan, mereka sempat melakukan Ultrasonografi (USG) di Rumah Sakit yang sama. Kala itu, dokter mengatakan anaknya akan terlahir kembar dan kemungkinan salah satu anggota tubuhnya menyatu. "Saya dan istri udah tak kaget. Kita udah tau dari dulu," tuturnya.

Terlahir tidak normal layaknya bayi lain dan harus menjalani operasi cesar, membuat Junaidi tak mampu berbuat banyak. Ia pasrah, dan berharap tindakan medis untuk proses pemisahan kedua putrinya dengan jalan operasi plastik.

"Kita menginginkan pemisahan bayi itu, cuman gak tau caranya bagaimana lagi," ucap Junaidi.

Junaidi merasa binggung, lantaran pasca persalinan buah hatinya kemarin sore, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari piha RS Casa. Beberapa kali mencoba menghubungi pihak RS, juga masih belum menemukan kejelasan.

"Kondisi bayi sehat, masih di dalam kamar, cuman belum ada kepastian dari pihak sini (Casa), belum ada tindakan. Kayaknya tidak bisa operasi di sini," ujarnya.

Berbekal kartu Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) ia mencoba mencari informasi ke Rumah Sakit Awal Bros. Hanya saja cobaan masih saja menghampiri kedua pasangan suami istri itu. Sebab, ia harus menyediakan dana senilai Rp40 juta. Mirisnya lagi, dana sebesar itu hanya dijadikan sebagai uang muka alias DP.

"Katanya cuma ada 1 kamar yang kosong, itupun kamar umum bukan buat BPJS. Kalau mau bayar 40 juta dulu buat DP baru bisa operasi," terang Junaidi dengan nada sedih.

Mendengar kabar seperti itu, Junaidi kaget bukan kepalang. Profesinya sebagai pekerja bangunan di Perumahan Hawai Garden tahap I, Batam Center tak mungkin mampun menyanggupi biaya tersebut. Apalagi istrinya yang hanya bekerja di Garmen Kawasan Tunas Batam Center, dengan gaji pas-pasan.

"Saya coba urus dulu ke BPJS, mudah-mudan saja ada solusi. Kalau mentok, entah harus bagaimana lagi," tuturnya.

Sementara itu, pihak RS Casa Panbil belum bisa dimintai keterangan mengenai kelanjutan bayi kembar tersebut. "Humasnya masih pada rapat, nanti saja mas balik lagi," kata salah satu securiti singkat.

Editor : Udin