Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menguak Sindikat Pemulangan TKI Ilegal ke Kampung Halamannya Masing-masing

Pemulangan TKI Ilegal Melalui Bandara Hang Nadim Dikuasai Pemegang Pas Masuk
Oleh : Hadli
Senin | 14-03-2016 | 19:39 WIB
IMG_20160314_132708.jpg Honda-Batam
Inilah salah satu pria yang mengendalikan pemulangan TKI ilegal di Bandara Hang Nadim mengenakan pas masuk ABC

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Malaysia ke Batam marak terjadi. Setiap hari, ratusan TKI pulang ke kampung halamannya melalui Bandara Internasional Hang Nadim Batam dan 'disupiri' para pemegang pas bandara. Rata-rata tujuan mereka ke Surabaya.


"Saya pulang dari Malaysia malam tadi lewat belakang," kata Sahit, salah satu TKI ilegal yang berhasil diwawancarai BATAMTODAY.COM di ruang tunggu loby luar terminal keberangkatan Bandara Hang Nadim Batam, Senin (14/3/2016) siang.

Perjalanan dari Malaysia menggunakan kapal speed berkecepatan tinggi. Bersama TKI ilegal lainnya, sekitar 40 orang lebih penumpang, Sahit harus duduk berdempetan di atas kapal tanpa penerangan.

"Adalah 40 lebih. Di dalam kapal kami harus duduk berhimpitan tanpa cahaya. Gelap sepanjang perjalanan, taunya sudah tiba," kata pria yang sudah 5 tahun bekerja sebagai tukang baperjal di Malaysia.

Ketika kapal speed yang menumpangi mereka tiba di bibir pantai Nongsa, mereka harus rela berbasah-basahan karena harus terjun ke laut untuk tiba di darat. Tas bawaan mereka dicampakkan hingga basah.


"Gak tau juga kenapa harus terjun. Tas saya basah, makanya pakaian saya semua ini basah. Katanya cepat-cepat terjun," kata dia menceritakan pristiwa tragis tersebut, sambil menunjukkan tas hitamnya di lantai.

Uang ribuan ringgit Malaysia yang dibayar sebagai biaya transportasi laut dan udara, untuk ongkos perjalanan pulang dari Malaysia sampai Surabaya tidaklah cukup. Mereka harus kembali membayar ratusan ribu rupiah per orang, dan bahkan barang bawaan mereka semuanya dibongkar sindikat traffing serta LSM di Batam.
 
"Saya bayar 1.000 ringgit untuk biaya kapal speed dan pesawat untuk sampai ke Surabaya. Tapi kami harus membayar lagi Rp450 ribu per orang. Katanya kawan-kawan mereka LSM, tas bawaan kami juga diperiksa semua," kata pria yang menderita penyakit mata sebelah kanan itu.

Dari pantai Nongsa, mereka dijemput oleh sopir bus dan diantarkan di salah satu rumah kawasan Batam Center. Itu juga harus membayar.

"Lokasinya saya gak tau juga apa namanya, tapi dekat dari Bandara. Saya suruh kawan saya yang bayar untuk inap satu hari dipenampungan. Berapanya saya tidak tau," tuturnya.

Dari penampungan, pagi hari ia bersama TKI ilegal lainnya diantar ke Bandara Hang Nadim. Di bandara, ada pihak lain yang mengurus mereka untuk tiba sampai ruang tunggu lantai dua penerangan Hang Nadim.
"Iya, itu mereka yang mengurus kami. Tadi juga bayar Rp50 ribu perkepala," jelasnya.

Selama 5 tahun bekerja di Malaysia, ia mengaku tidak pernah pulang. Pulang ke kampung halaman kali ini,  lantaran sejak 3 tahun lalu sakit - sakitan. "Ini mata saya sebelah kanan yang sakit, sudah 3 tahun karena batu yang saya pecahkan saat merenovasi gedung mengenai mata. Awalnya sakit biasa aja, lama-lama berubah warna putih. Kena cahaya sakit sekali," katanya.

Pantauan BATAMTODAY.COM, sekitar 5-6 orang yang mendapat fasilitas, berupa pas masuk bandara tipe ABC secara bergantian, menggiring para TKI ilegal ini. Satu orang pemegang pas masuk, menggiring 6-7 TKI melintasi pemeriksaan tiket dan melintasi mesin x-ray pintu keberangkatan.

Mereka mendapat perlakuan khusus dari petugas Ditpam BP Batam yang bertugas mengecek tiket. Karena hanya pemegang tiket yang boleh melintas masuk. Pengantar dilarang masuk terminal.

Namun, karena petugas yang menggunakan pas masuk mereka, makanya lolos begitu saja. Tiket mereka dipegang pemilk pas dengan modus, sang pemilik pas masuk berada di depan TKI ilegal tersebut.

Mereka ini merupakan pemegang pas ABC, yang bisa masuk dan mengantar para TKI ilegal itu hingga di ruang tunggu, tanpa mendapat pencegahan dari aparat. Ada oknum PNS maupun pihak Bandara Hang Nadim yang mengkoordinir aktifitas tersebut, sehingga berjalan mulus.

Editor: Udin