Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gara-gara Teman Kencannya Tewas, Yayuk dkk Gagal Pulang ke Palembang
Oleh : Romi Chandra
Minggu | 21-02-2016 | 18:57 WIB
Polseklubukbaja.jpg Honda-Batam
Yayuk Astuti, teman kencan BS saat diperiksa di Polsek Lubukbaja

BATAMTODAY.COM, Batam - Niat Yayuk Astuti (20), bersama dua temannya untuk pulang ke Palembang hari ini, Minggu (21/2/2016) terpakasa dibatalkan. 


Pasalnya, ia harus menjalani pemeriksaan di Polsek Lubukbaja, terkait kematian Barumun Siregar (45), di kamar 320 Hotel Lovinna Inn, Kecamatan Lubukbaja.

Yayuk sendiri mengaku baru mengenali Barumun malam tadi, Sabtu (20/2/2016), dan langsung dibawa ke vip salah satu diskotik untuk karaoke dan dugem.

Diceritakan Yayuk, niatnya pergi ke Batam hanya ingin berlibur bersama Amalia dan satu rekan perempuannya. Di Batam, mereka menumpang di indekos kawannya, Saramani, di kawasan Tanjunguma. Sementara Saramani sendiri menginap di indekos kawannya.

Perkenalan itu lanjutnya, berawal saat ia bersama tiga temannya berada di BCS Mall, Sabtu (20/2/2016). Sekitar pukul 21.00 WIB, ia menghubungi Saramani untuk dijemput ke BCS. Namun Saramani mengatakan nanti yang menjemputnya adalah pria yang mengendarai mobil Honda C-RV.

Tidak lama kemudian, orang yang disebutkan Saramani untuk menjemput Yayuk datang, dan ternyata adalah Barumun bersama satu temannya.

"Saya awalnya tidak kenal. Pas mau pulang saya telfon teman saya, dan dia bilang nanti orang lain yang jemput. Ternyata dia (Barumun) dengan seorang pria lainnya. Saya tidak tahu namanya siapa. Disanalah kami berkenalan," ujar Yayuk, Minggu (21/2/2016).

Setelah perkenalan, mereka meninggalkan kawasan BCS Mall. Karena tidak tahu mau dibawa kemana, Yayuk bertanya pada Barumun akan pergi kemana. Kemudian Barumun mengajak mereka pergi ke salah satu diskotik bernama HH Club atau lebih sering dikenal dengan sebutan P3.

Disana, mereka masuk ke dalam room VIP 309 lantai 3. "Kami dibawa karoukean di VIP diskotik. Kalau tidak salah, mereka menyebut namanya P3. Kami dipaksa ngobat (menenggak narkoba jenis ekstasi atau inek). Kami tidak mau. Tapi karena terus dipaksa, kami pura-pura menelannya. Di dalam room, awalnya ada lima orang. Saya dan dua teman saya. Kemudian Barumun dengan seorang temannya. Sekitar pukul 00.00 WIB, datang satu orang lagi, Gumgum Parulian, teman Barumun juga. Jadi semuanya berjumlah 6 orang," jelasnya.

Namun Barumun menyadari kalau Yayuk dan temannya tidak menenggak obat yang ia berikan. Justru, ia malah marah pada Yayuk dan mengatakan kenapa obatnya dibuang, karena sudah dibeli dengan harga mahal.

"Di dalam room, kami tidur-tidur karena mengantuk. Sementara Barumun lanjut happy dengan teman-temannya. Kalau tidak salah, dia beli obat enam biji. Setahu saya, dada sakit itu memang karena kebanyakan nginek. Itu efeknya. Kami rasa memang over dosis," lanjutnya.

Yayuk juga mengakui belum sempat berhubungan suami istri dengan Barumun. Pasalnya, sesampai di kamar hotel, Barumun langsung buka baju dan merebahkan diri, karena merasaskaan dadanya sakit.

"Kami belum sempat melakukan hubungan suami istri, karena dia langsung berbaring di kasur. Saya lanjut bersih-bersih ke kamar mandi. Begitu keluar, saya lihat dia minum air hangat dan kembali tidur. Setelah itu saya tidur dan kebangun saat Hp saya berbunyi, karena teman, Amalia mengajak mencari tiket pulang ke Palembang, karena besok, Senin (22/2/2016) harus masuk kuliah lagi," tambah Mahasiswi semester enam ini.

Ia juga tidak menyangka akan berurusan dengan kepolisian dan membuat kepulangannya ke Palembang menjadi tertunda. 

"Kami memang tidak tahu sama sekali daerah Batam. Makanya ikut saja dibawa kemana. Kami berfikir positif saja. Tapi ternyata jadi begini. Kami tidak jadi pulang hari ini, padahal besok saya harus masuk kuliah," sesalnya  ke Palembang menjadi tertunda. 

Editor : Surya