Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dianggap Memalukan Polri

Hotma akan Laporkan Kapolda Kepri ke Kapolri Karena Libatkan Dukun
Oleh : Surya Irawan
Rabu | 10-08-2011 | 15:03 WIB

JAKARTA, batamtoday - Hotma Sitompul, pengacara AKBP Mindo Tampubolon menilai ada kejanggalan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Brigjen Pol Budi Winarso meminta bantuan paranormal Ki Joko Bodo untuk membantu mengungkap misteri pembunuhan Putri Mega Umbo (25). Jika hal itu benar, Budi Winarso tidak layak jadi polisi dan makin membuktikan bila kasus penetapan Mindo sebagai tersangka direkayasa.

"Nggak masuk diakal, kalau itu betul Kapolda Kepri mesti diganti. Siapapun polisi, bukan hanya Kapolda yang pergi ke dukun, apalagi jemput dan ngongkosin Ki Joko Bodo, itu tidak pantas jadi polisi. Itu polisi gila namanya," kata Hotma kepada batamtoday saat dihubungi melalui ponselnya di Jakarta, Senin (10/8/2011).

Menurut Hotma, pelibatan Ki Joko Bodo berawal dari keterangan tersangka Ros alias Rosma yang menyatakan kesurupan orang yang meninggal (roh gentayangan Putri, red). Saat kesurupan itu, Ros mengatakan bahwa Mindo terlibat pembunuhan, sehingga untuk memperkuat keterangan Ros ketika kesurupan itu Polda Kepri meminta bantuan jasa paranormal.

"Apa nggak kebalik ini polisi, itu absurd (tidak masuk akal, mustahil, red) masak mendengar orang kesurupan. Gila nih polisi, semua orang hukum Indonesia pasti nangis kalau betul hal itu dijadikan alternatif menyatakan seseorang terlibat. Minta ampun, ini memalukan," katanya.

Hotma menegaskan, dengan melibatkan Ki Joko Bodo ikut mengungkap kasus pembunuhan Putri, makin membuktikan bila kasus tersebut penuh rekayasa. Terbukti, Polda Kepri tidak bisa membuktikan keterlibatan AKBP Mindo dan 7 sekuriti CV Zito Sasa yang ditugaskan di Perumahan Anggrek Mas 3 Baloi dalam pembunuhan Putri Mega Umbo. "Mendatangkan dukun namanya bukan rekayasa itu, karena tidak bisa membuktikan keterlibatan klien sehingga mencari hal-hal aneh" katanya.

Pengacara senior ini, mengaku akan menulis surat ke Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan DPR agar segera mencopot Kapolda Kepri Irjen Pol Budi Winarso dari jabatannya. Budi Winarso dinilai telah memalukan institusi Polri sebagai lembaga penegak hukum, dan menyerahkan penyelesaian suatu perkara dengan bantuan dukun, bukan berdasarkan bukti-bukti hukum.

"Saya akan tulis langsung surat ke Kapolri dan DPR. Saya tidak segan-segan akan melaporkan Kapolda Kepri ke Kapolri, karena tindakannya ini memalukan Polri mendengarkan keterangan orang yang sedang keserupan dan untuk mendukung pernyataannya melibatkan dukun agar terungkap," katanya.

Terkait kasus pembunuhan Putri, Hotma mengaku mempercayai keterangan kedua belah pihak, antara klienya Mindo Tampubolon dan Polda Kepri. Oleh sebab itu, keterangan siapa yang benar harus dibuktikan secara hukum berdasarkan bukti-bukti hukum yang ada, bukan menyerahkan ke paranormal seperti Ki Joko Bodo untuk membuktikan siapa yang terlibat.

"Seringkali klien kita ngomong A, B, C dan Polisi ngomong X, W, Z. Makanya keterangan Kapolda harus dipercaya, tapi harus didasarkan pada bukti-bukti hukum yang ada, bukan dinyatakan sebagai tersangka. Dan kalau benar melibatkan dukun untuk mengungkap kasus ini, saya akan blow-up agar kasusnya tambah besar," katanya.

Seperti diketahui, Polda Kepri kesulitan untuk mengungkap kasus pembunuhan Putri Mega Umbo, istri AKBP Mindo Tampubolon. Mindo disebut-sebut sebagai otak pembunuhan istrinya, dan telah dinyatakan tersangka dan sempat ditahan. Belakangan Mabes Polri meralat Mindo tidak ditahan, dan hanya dikenai wajib lapor. Keterlibatan Mindo, menurut Mabes Polri, akan dibuktikan di persidangan Ujang alias Gugun Gunawan, seorang resedivis kambuhan dan Ros alias Rosma, pacar Ujang.

Polda Kepri juga menetapkan 7 tersangka sekuriti CV Zito Sasa, sekuriti yang ditugaskan di Perumahan Anggrek Mas 3 tempat tinggal Mindo dan Putri. Ke-7 tersangka sambil disiksa dipaksa mengakui terlibat membunuh Putri. Bahkan Nurdin Harahap, salah satu sekuriti juga dipaksa mengakui memperkosa Putri sebelum dibunuh. Seperti halnya Mindo, Polda Kepri juga tidak bisa membuktikan keterlibatan 7 sekuriti dalam pembunuhan Putri.

Karena sulit mengungkap siapa dalang sebenarnya pembunuh Putri, Polda Kepri frustasi. Kapolda Kepri Irjen Pol Budi Winarso kemudian mengambil jalan pintas meminta bantuan para normal Ki Joko Bodo untuk mengungkap kasus tersebut, berdasarkan keterangan Ros yang tengah kesurupan roh orang meninggal.

Tak tanggung-tanggung, Kapolda Kepri sendiri yang langsung menjemput Ki Joko Bodo di Bandara Hang Nadim, Batam. Pertemuan antara Kapolda Kepri dengan 7 sekuriti yang membahas kasus tersebut, terpaksa ditunda karena kedatangan Ki Joko Bodo. Pertemuan antara Kapolda Kepri dengan Ki Joko Bodo bertempat di ruang kerja Budi Winarso di Mapolda Kepri.

Usai bertemu Budi Winarso, Ki Joko Bodo membenarkan adanya undangan khusus dari Kapolda Kepri untuk membantu mengungkap misteri pembunuhan Putri Mega Umbo, istri AKBP Mindo Tampubolon. "Ya bicara mengenai kasus pembunuhan di Batam. Lama kita bicara-bicara. Saya memberikan petunjuk berdasarkan kemampuan saya mengenai latar belakang kasus itu," kata Ki Joko Bodo seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Putri sendiri ditemukan tewas tergorok benda tajam pada Sabtu (26/6) lalu, yang tengah hamil 3 bulan. Putri dibantai dalam mobil Nisan X Trail BP 24 PM milik suaminya dengan empat luka tusukan di bawah payudara dan leher tergorok. Mayatnya kemudian dimasukkan ke dalam koper merah yang dilakban, dan dibuang di jurang dekat SMPN 17 Telaga Punggur.