Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dana BOS TA 2011 Rp 16,8 Triluan, Perlu Diawasi

ICW Laporkan Dana BOS 5,7 Miliar
Oleh : Taufik
Selasa | 21-12-2010 | 16:16 WIB

Jakarta, batamtoday - Indonesian Corruption Watch (ICW) dan para oragntua dan wali murid mendatangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (21/12), melaporkan kasus korupsi dana BOS di 7 sekolah di Jakarta sebesar Rp 5,7 miliar.

Para orangtua murid selain melakukan orasi juga membawa buku dan pinsil yang digerogoti tikus,sebagai alat peraga demo, untuk menggambarkan bahwa buku dan pensil anak-anak mereka telah digerogoti para koruptor dan kepala sekolah.

Febriansyah dari ICW mengatakan, korupsi dana BOS sudah sangat memprihatinkan dan jika hal ini trus dibiarkan maka tidak ada gunanya pengalokasian dana APBN sebesar 20 persen setiap tahunya.


"Kita cuma bikin gendut koruptor, termasuk di dalamnya para kepala sekolah," tegas Febriansyah.

Sementara ituEdi salah seorang orantua murid kepada batamtoday mengatakan, dengan dana BOS gaya hidup para kepala sekolah di Jakarta sekarang ini sudah berubah, sudah layaknya bos.

"Coba saja perhatiakn gaya hidup para kepala sekolah yang sekarang, berebda jauh dengan para kepala sekolah dulu, waktu belum ada dana BOS," jelas Edi

Ia juga mempersilahkan masyarakat untuk membandingkan gaya hidup para kepala sekolah sekarang ini dengan kepala sekolah di masa sebelum ada dana BOS.

"Tetapi maskud saya tentu kepala sekolah yang 'makan' uang BOS, lho'" sergah Edi.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sendiri telah melakukan penelitian dan investigasi dan meneukan fakta bahwa dari 10 sekolah yang menerima dana BOS, 6 diantarany menyelewengankanya.

Berarti setiap tahu kita punya 6 atau 60 atau 600 atau 6.000 atau 60.000 atau 600,000 ribu para bos baru, yang diangkat derajat sosialnya karena dana BOS, ujar Edi dalam nada sinisme.

Adapun besaran dana BOS yang akan disalurkan pada 2011 sebesar Rp 16,8 triliun, naik 1,8 triliun dibanding tahun sebelumnya.

"Pengawasan penggunaan dana BOS perlu pengawqasan kita semua, mulai dari orangtua murid, masyarakat dan khsusnya oleh pers," kata Febriansyah.