Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Bertindak Asal Tangkap dan Menganiaya

Kapolda Kepri Janji Bertanggungjawab
Oleh : ali/sn
Senin | 08-08-2011 | 14:38 WIB
Tansil-dkk1.jpg Honda-Batam

Tansil Sarbiti dan rekan-rekannya dari keluarga Lembata di Mapolda Kepri. batamtoday/ali

BATAM, batamtoday - Kapolda Kepri Brigjen Pol Raden Budi Winarso berjanji akan bertanggungjawab sepenuhnya atas nasib yang dialami tujuh mantan sekuriti PT Zito Sasa, yang dianiaya saat menjalani penyidikan di Polda Kepri.

Pernyataan itu muncul ketika tokoh masyarakat Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timut (NTT), Tansil Sarbiti, didampingi rekan-rekannya menjumpai Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Brigjen Pol Budi Winarso. Tansil menemui Kapolda atas nama keluarga Lembata Baharuddin dan Andreas, meminta agar Polda bertanggungjawab serta meminta maaf kepada kedua mantan sekuriti dan keluarga Lembata secara adat.

"Kapolda langsung berjanji akan bertanggungjawab kepada kedua keluarga kami dan sekuriti lainnya," ujar Tansil Sarbiti kepada batamtoday di Mapolda Kepri, Senin 8 Juli 2011.

Menurut Tansil, bentuk pertanggungjawaban Kapolda dari percakapannya di ruang Intelkam Polda Kepri, bahwa Kapolda berjanji akan mempertanggungjawabkan kerugian, mencarikan pekerjaan, dan membiayai pengobatan sekuriti.

Selain tuntutan itu, keluarga Lembata juga meminta kepada Kapolda untuk meminta maaf secara adat. "Kapolda harus minta maaf secara adat. Karena gading tidak ada di Batam, maka akan digantikan dengan lembu," tegas Tansil.

Sedangkan masalah hukum ketujuh sekurti ini, dikatakan Kapolda lewat Tansil, masih terus dilanjutkan. "Pesannya, kalau masalah proses hukum tetap berjalan," ucapnya.

Sementara itu, pada pemberitaan sebelumnya, dikatakan Tansil pada 6 Agustus 2011 lalu bahwa pada hari ini keluarga Lembata akan melakukan aksi demo di Mapolda Kepri. Namun, dari informasi yang diperoleh, surat permohonan unjuk rasa di Mapolda Kepri ditolak oleh Intelkam Polda Kepri dengan alasan bulan suci Ramadhan.

Sehingga, untuk meredakan keluarga Lembata, diduga Kapolda Kepri Brogjen Pol Raden Budii Winarso lewat Dir Intelkam Kombes Imam Prakoso mencoba melakukan penyuapan kepada keluarga Lembata dengan segepok amplop coklat yang di tolak keluarga Lembata.