Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah 5 Hal Tentang Maskapai Islami Pertama Malaysia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 25-12-2015 | 09:19 WIB
rayani_air_by_ap.jpg Honda-Batam
Pramugari diwajibkan pakai jilbab, yang non-Muslim diminta berpakaian pantas. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Kualalumpur - Maskapai yang menyebut diri sebagai penerbangan Islami pertama Malaysia, Rayani Air telah beroperasi dalam beberapa hari terakhir dengan tawaran makanan halal dan tanpa minuman beralkohol.

Direktur Rayani Air Jaafar Zamhari mengatakan peluncuran penerbangan ini untuk menjawab seruan dari banyak orang di Malaysia yang menginginkan penerbangan yang menerapkan nilai-nilai Islam.

"Kami menjawab seruan banyak orang Malaysia yang menginginkan penerbangan Islami...Kami bukan membicarakan penerbangan suci atau terbang ke tempat-tempat suci. Kami ingin memberi alternatif kepada para pengguna dan kami terbuka untuk semua ras dan agama," kata Zamhari kepada kantor berita AP.

Foto-foto terkait penerbangan ini dibagikan lebih dari 500 kali dengan lebih 200 komentar di Facebook BBC Indonesia, dengan komentar antara lain Wulan Hadi yang menulis, "Kalau menurut saya sih oke-oke saja. Ini kan sebuah strategi bisnis, dimana kalau mau survive jualan ya harus ada keunggulan dan keunikan yang ditawarkan. 

Rayani cukup jeli melihat pasar, ciri khas Islami yang diambil mungkin cukup pas jika melihat Muslim cukup besar di Malaysia (mungkin juga menyasar Indonesia?)." Sementara Mokoginta Indrasari menulis, "Penerbangan itu yang penting adalah profesionalitas seluruh unsur maskapai.....bukan Islami Kristiani, Hindu, dll."

Inilah lima hal tentang penerbangan ini:

1. Rayani Air mengikuti syariah

Selain menu makanan halal, berdoa juga dilakukan sebelum lepas landas. Pramugari diwajibkan memakai jilbab sementara pegawai non-Muslim diminta "berpakaian pantas", menurut sejumlah laporan.

2. Maskapai ini bukan penerbangan Islami pertama di dunia

Saat ini terdapat sejumlah penerbangan dari negara-negara Muslim yang mengikuti syariah untuk menu dan sejumlah peraturan, termasuk Royal Brunei, Saudi Arabian dan Iran.

Firnas Airways yang bermarkas di London merencanakan untuk terbang ke Asia Selatan tahun depan, juga dengan menu halal dan tanpa minuman beralkohol serta menggunakan sistem keuangan berdasarkan syariah, menurut Bloomberg.

3. Pemiliknya dilaporkan bukan Muslim

Laporan media India menyebutkan pendiri penerbangan, Ravi Alagendrran dan istrinya Karthiyani Govindan, adalah pemeluk Hindu, namun hal ini belum bisa dipastikan secara independen. Alagendrran mengatakan kepada Malay Mail bahwa penerbangan ini memang untuk menjaring pelancong Muslim namun juga untuk semua turis.

"Ini bukan masalah pemisahan...Siapapun yang ingin terbang tanpa minuman beralkohol akan merasa nyaman," katanya.

Inspirasi lain di balik penerbangan ini adalah keyakinan pada sebagian Muslim Malaysia bahwa kecelakaan Malaysia Airlines baru-baru ini, dengan hilangnya MH370 dan ditembak jatuhnya MH17, dikaitkan dengan kemarahan Allah, lapor Associated Press.

4. Tidak terkait dengan penerbangan Irlandia

Nama Rayani serupa dengan penerbangan murah Eropa RyanAir, namun nama Rayani disebutkan gabungan antara nama pendirinya, Ravi dan Karthiyani.

Kemungkinan arti lain adalah wanita yang "menginginkan perubahan dan melakukan perjalanan," menurut filosofi Kalabarian yang tak banyak dikenal orang atau jenis pohon di Marathi, bahasa yang digunakan di Negara Bagian India, Maharashtra.

5. Memiliki ambisi besar

Penerbangan ini hanya memiliki delapan pilot dan 50 awak saat ini. Rayani adalah penerbangan dalam negeri Malaysia yang bermarkas di Langkawi dan saat ini terbang ke ibu kota Kuala Lumpur dan Kota Bahru.

Maskapai hanya memiliki dua Boeing 737-400 dengan kapasitas 180 penumpang dan hanya delapan pilot dan 50 awak.

Tetapi pemiliknya memiliki rencana perluasan cepat dengan rencana terbang ke kota-kota lain di Malaysia dan kemudian juga Mekkah untuk ibadah haji dan umroh, lapor The New Straits Times. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani