Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Agung Mulyana Yakin Ekonomi Kepri Tak Terpengaruh Sentimen Global
Oleh : Charles Sitompul/Rilis
Kamis | 24-12-2015 | 10:50 WIB
Penjabat-Gubernur-Kepri_edi.jpg Honda-Batam
Penjabat Gubernur Kepri, Agung Mulyana.

BATAMTODAY.COM - Tahun Depan Tahun 2016 ekonomi dunia diprediksi masih suram. Pelemahan mata uang Tiongkok serta penurunan harga komoditas membuat ekonomi diprediksi lesu. Belum lagi aliran modal keluar dan peningkatan suku bunga Amerika membuat ekonomi dunia semakin melambat.

Namun demikian, Penjabat Gubernur Kepri, Agung Mulyana yakin ekonomi Kepri tidak terpengaruh sentimen global.

"Kalau membaca prospek, tahun 2016 disebut suram, seram, awan gelap. Tapi Saya yakin bisa diatasi jika kita bergandengan tangan, bekerjasama," kata Agung saat menjadi pembicara di Pertemuan tahunan Bank Indonesia di Gedung BI, Rabu (23/12/2015).

Maka dari itu, sambung Agung, Ia berupaya menyiapkan roda pemprov Kepri untuk bergandengan tangan dengan provinsi lain untuk saling bekerjasama. Salah satunya dengan provinsi Jambi dibidang ketahanan pangan.

Tak hanya itu, Ia juga berjanji memberikan intensif dengan membuat kemudahan di pelbagai bidang. Semisalnya pengurusan perijinan.

"Untuk membuat rumah sederhana setidaknya diperlukan 44 izin. Hal seperti ini harus dipangkas, dipotong. Di bidang lain juga harus seperti itu," katanya.

Dengan berbagai intensif serta kebijakan mendatang, Agung yakin dan percaya ekonomi Kepri akan melaju diangka 6,5 persen sampai 7 persen tahun depan.

"Usaha mikro dan menengah akan terus kita genjot sebagai penopang ekonomi kita nanti," jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Batam Gusti Raizal Eka Putra senada mengatakan bahwa pihaknya optimis ekonomi Kepri bergerak di angka 6,5 persen-7 Persen.

"Untuk angka inflasi, kami memperkirakan empat persen kurang lebih," jelas Gusti.

Untuk tahun ini, perekonomian ekonomi terus bertumbuh meski mengalami perlambatan. Namun, tingginya konsumsi publik, mampu menahan perlambatan ekonomi.

Untuk inflasi tahun berjalan ini, Provinsi Kepri menunjukkan anomali. Jika selama ini Kepri berada dibawah angka Inflasi nasional, maka tahun ini angka inflasi Kepri berada di atas angka Inflasi nasional.

"Bahkan kita peringkat kedua tertinggi se-Sumatera," paparnya mewanti-wanti.

Penyebabnya, kata Gusti, naiknya harga kebutuhan pokok akibat hambatan pasokan makanan. Maka dari itu, rencana pemerintah bekerjasama dengan Provinsi lain dinilai Bank Indonesia sudah tepat.

Editor: Dodo