Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polis dan Imigrasi Malaysia Aniaya TKI

Anggota DPR Desak Pemerintah RI Lakukan Monitoring
Oleh : charles/ sn
Senin | 01-08-2011 | 12:51 WIB
z z herlini.jpg Honda-Batam

Anggota DPR RI Herlini Amran

TANJUNGPINANG, batamtoday - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Herlini Amran akan mendesak Pemerintah Republik Indonesia melakukan monitoring terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terkena masalah di Malaysia. Anggota DPR asal Partai Keadilan Sejahtera ini juga akan menyampaikan kasus penganiayaan terhadap TKI yang dideportasi negeri jiran, ke Komisi DPR RI dan pimpinan DPR RI.

Seperti berita batamtoday sebelumnya, ratusan TKI yang dideportasi Malaysia dan kini ditampung sementara di Tanjungpinang, mengalami perlakuan tidak manusiawi dari aparatur polis dan imigrasi Diraja Malaysia. Mereka dianiaya sejak ditangkap dan digerebek, serta ketika berada di penjara. Selain itu, harta benda mereka dirampas dan dihina dengan kata-kata kotor, serta sebagian dari mereka tidak diberi makan sampai dipulangkan ke Indonesia.

"Aparatur polis dan imigrasi yang sering melakukan perlakuaan kasar dan tidak manusiawi seperti itu adalah polis dan imigrasi keturunan Cina dan India. Kalau yang Melayu, orangnya sangat baik dan menganggap kita seperti saudara," ujar Supat, salah satu TKI yang dideportasi.  

Menanggapai hal ini, Herlini Amran menyatakan akan mempertanyakan perilaku aparatur polis dan imigrasi Diraja Malaysia tersebut. Anggota DPR Dapil Kepri ini akan membawa soal ini ke DPR RI Senayan, Jakarta.

Selain itu, Herlini akan melakukan investigasi dan menampung aspirasi perlakuaan kasar sebagaimana yang diceritakan ratusan TKI. Dia akan mendesak pemerintah Indonesia melakukan monitoring terhadap TKI yang bermasalah dengan hukum keimigrasiaan di Malaysia.

"Harapan kita, hendaknya pihak aparatur Malayisa tidak melakukan penghukuman dan penganiayaan pada TKI, sebelum ketua Mahakamah-nya menjatuhkan putusan secara resmi," ujarnya kepada batamtoday, Senin 1 Agustus 2011.