Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Tiongkok Capai Titik Terendah dalam 6 Tahun Terakhir
Oleh : Redaksi
Senin | 19-10-2015 | 13:11 WIB
E0EAE538-0349-4865-97BA-EF96C147C8B4_w640_r1_s.jpg Honda-Batam
Para konsumen makin selektif belanjakan uangnya di Tiongkok. (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM, Beijing - Pertumbuhan ekonomi China terus menciut, tetapi masih tertolong oleh tingkat belanja konsumen yang cukup solid.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh hanya 6,9 persen dalam periode Juli-September, terendah sejak awal 2009 seiring krisis keuangan global. Angka itu turun dari 7 persen dalam kuartal sebelumnya.

Melemahnya volume perdagangan dan produksi manufaktur memicu kekhawatiran tentang pemutusan hubungan kerja dan kemungkinan kerusuhan. Pemerintah telah memangkas suku bunga lima kali sejak November lalu guna memacu pertumbuhan ekonomi.

Data yang dirilis China hari Senin (19/10) juga menyebutkan belanja konsumen meningkat dalam kuartal lalu. Penjualan eceran naik dari 10,5 persen bulan Juli menjadi 10,9 persen bulan September. Belanja lewat Internet juga naik 36 persen dalam kuartal itu dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Krisis di sektor properti dan melemahnya ekspor terus menekan pertumbuhan domestik bruto China,” kata analis Louis Kuijs dari lembaga Oxford Economics. “Tetapi konsumsi domestik dan pengeluaran di sektor infrastruktur mencegah penurunan ekonomi yang lebih parah.”

Melambatnya pertumbuhan China dalam lima tahun ini sebenarnya disebabkan faktor dalam negeri karena pemerintah sedang berusaha menjadikan ekonominya lebih berbasis konsumsi domestik dan layanan industri daripada bergantung pada ekspor dan investasi.

“Semua perkembangan baru ini mengisyaratkan reformasi ekonomi China berjalan lancar,” kata Sheng Laiyun, juru bicara badan statistik pemerintah. “Kondisi ekonomi China secara keseluruhan masih kokoh.” (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Dardani