Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Beginilah Gaya Hidup Pengusaha India dengan Kekayaan Melimpah
Oleh : Redaksi
Sabtu | 10-10-2015 | 10:14 WIB
151008231428_india_640x360_hussaingettyimages_nocredit.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Gautam Singhania tercatat sebagai salah seorang pengusaha muda yang mempunyai pesawat pribadi. (Foto: Dok BBC)

BATAMTODAY.COM, New Delhi - Beberapa hal menjadi simbol ambisi besar orang-orang superkaya India, yang bahkan lebih mewah dibanding gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Gedung itu adalah ikon penting karena arsitekturnya luar biasa dan dilengkapi dengan kenyamanan kelas dunia.

Pada tahun 2005, Bavaguthu Raghuram Shetty, seorang pengusaha warga India yang bermarkas di Uni Emirat Arab, mengeluarkan uang 45 juta dirham atau sekitar Rp170 miliar untuk membeli keseluruhan lantai di tingkat 100 gedung Burj Khalifa di ketinggian 828 meter. Ini adalah gedung pencakar langit di Dubai yang mempunyai ketinggian dua kali lipat dibanding Empire State Building di New York.

Sebagian besar dari kita tidak akan pernah melihat uang sebanyak itu sepanjang hidup, tetapi pembelian tersebut hanyalah transaksi biasa bagi warga India berusia 71 tahun yang memiliki dan mengoperasikan kerajaan bisnis valuta asing dan pelayanan kesehatan.

“Gedung itu adalah ikon penting karena arsitekturnya luar biasa dan dilengkapi dengan kenyamanan kelas dunia,” kata Shetty dalam surat elektroniknya.

“Memiliki properti sekelas ini adalah suatu kemewahan dan kebanggan besar. Setidaknya pemandangannya sangat menakjubkan. Anda dapat melihat seluruh Dubai dan keindahan arsitekturnya.”

Shetty adalah salah satu dari warga India yang sekarang mampu membeli kemewahan dan keindahan seperti itu. Meskipun banyak penduduk India masih hidup miskin, jumlah individu ultrakaya (mereka yang mempunyai aset siap investasi setidaknya US$30 juta atau kira-kira Rp415 miliar) meningkat pesat.

India berada di posisi ke-16 di daftar negara-negara yang memiliki penduduk superkaya, menurut penelitian oleh Capgemini dan RBC Wealth Management pada 2014.

Terdapat 156.000 jutawan di negara itu pada 2013 dan menjelang 2018 jumlah itu diperkirakan bertambah menjadi 358.057. Demikian data yang dikeluarkan oleh WealthInsight, perusahaan bermarkas di Inggris yang memantau orang-orang superkaya di dunia.

Daftar orang kaya di India didominasi oleh pengusaha-pengusaha muda, pengusaha bidang industri terkemuka dan pengusaha keluarga yang kekayaannya ditopang oleh kapitalisasi pasar ekuitas yang semakin meningkat, konsumsi dan nilai properti.

Jumlah kekayaan orang kaya di India diperkirakan akan tumbuh 44% antara 2014 dan 2018 dan kemungkinan akan meningkat menjadi hampir US$2 triliun sebelum periode empat tahun berakhir, kata

Orang super kaya India tidak hanya menumpuk kekayaan. Mereka juga hidup mewah.

Mirip dengan orang kaya di belahan lain di dunia, mereka suka membeli barang-barang mewah dan merogoh kocek untuk menikmati pengalaman yang jarang tersedia. Semuanya itu menunjukkan adanya kekayaan tak terhingga.

Shetty diketahui hobi mengoleksi mobil-mobil mewah dan dilaporkan mempunyai koleksi lengkap. Menurut majalah Forbes, koleksinya meliputi armada Rolls-Royces dan Maybach.

Selain mobil mewah, di mana orang-orang kaya India memarkir dana mereka?

Keseluruhan lantai 100 gedung Bhurj Khalifa dimiliki oleh Bavaguthu Raghuram Shetty.

Perhatikanlah dengan seksama kesepakatan jual beli properti mewah dan kita mungkin melihat keterlibatan seorang investor India, soalnya orang superkaya India memarkir hampir 40% kekayaan bersih di sektor real estat, demikian data Knight Frank menyebutkan.

Pembeli India biasanya menghabiskan uang mulai dari £1 juta hingga £20 juta untuk membeli rumah di Mayfair.

Berdasarkan data Departemen Pertanahan Dubai, orang-orang India tercatat sebagai pembeli utama dari luar negeri di gedung-gedung berasitektur canggih di Dubai, termasuk Burj Khalifa yang menjulang tinggi.

“Warga India merupakan bagian penting investor asing,” kata Nivine William, salah satu direktur akuntan di ASDA'A Burson-Marsteller, perusahaan hubungan masyarakat Emaar Properties, pengembang Burj Khalifa, gedung yang terdiri dari 160 tingkat.

“Kedekatan geografis, penerbangan dapat ditempuh beberapa jam saja, populasi besar orang India di kawasan, dan hubungan dagang kuat antara Uni Emirat Arab dan India menjadi pemacu pertumbuhan.”

Properi mewah lain di Dubai yang banyak diburu termasuk Palm Islands, pulau-pulau buatan terbesar di dunia yang dibentuk seperti pohon palem.

“Investor India menempati proporsi besar di proyek-proyek kami,” kata Rebecca Rees, manajer hubungan masyarakat di Nakheel, pengembang gedung-gedung raksasa.

“Pembelian mereka mencakup semua jenis properti yang ada di portfolia beragam Nakhaeel, mulai dari properti pinggir laut hingga akomodasi kelas menengah di kompleks-kompleks yang ada di Dubai.”

Jumlah pembeli India berada di urutan kedua di bawah pembeli yang bermarkas di Inggris, dan jauh di atas pembeli Asia dan Eropa daratan (19% dari seluruh pembeli), dan pembeli Rusia dan Timur Tengah, yang sekarang masing-masing berjumlah 13% dari total pembeli.

Pada 2013, pembeli warga India menghabiskan hampir £450 juta, setara dengan Rp9,5 triliun, untuk mendapatkan sekitar 221 properti perumahan di London pusat termasuk Mayfair, St John’s Wood dan Belgravia, jelas Peter Wetherell.

Sebagai bekas jajahan Inggris, India mempunyai hubungan sejarah dengan Inggris. Banyak warga India merasa mempunyai kedekatan alamiah.

“Investasi India di properti mewah di London sudah ada sejak era Edwardian ketika sebagian pangeran paling kaya mempunyai rumah-rumah besar di ibu kota, yang paling menonjol adalah HEH Nizam dari Hyderabad yang memiliki Hyderabad House No.6 Palace Green di Kensington dan ia membeli properti untuk keluarganya di Mayfair dan Belgravia,” kata Peter Wetherell, pimpinan Wetherell, melalui surat elektronik.

“Pembeli India biasanya menghabiskan uang mulai dari £1 juta hingga £20 juta untuk membeli rumah di Mayfair,” kata Wetherell. “Di masa puncak musim panas di Inggris, sekitar 3.000 keluarga kaya India melarikan diri dari musim kemarau di India untuk menempati rumah mereka di London.”

Miliarder India, tambah Wetherell, juga mempunyai beberapa hotel penting di Mayfair. Hotel terkenal Grosvenor House Hotel, misalnya, dimiliki oleh Sahara India Pariwar Group, yang dipimpin oleh pengusaha India Subrata Roy. Ia membei hotel itu pada 2010 senilai £470 juta.

Di Amerika Serikat, pembeli asal India tercatat sebagai pembeli properti terbesar keempat, setelah Kanada, Cina dan Meksiko. Demikian data yang disebutkan oleh National Association of Realtors yang berkantor di Chicago.

Di samping itu, kaum jutawan dan miliarder yang khususnya menyukai petualangan semakin memburu pulau-pulau pribadi di lokasi indah dan, lapor The Times of India. Dilaporkan semakin banyak orang kaya India mendekati perusahaan real estat Kanada Private Islands Inc untuk mencari ide dengan tujuan membeli tempat peristirahatan tersembunyi.

Sekitar 70% kapal pesiar yang dimiliki oleh orang India ditambatkan di Laut Tengah dan selebihnya digunakan di daerah-daerah setempat di Goa dan Kepulauan Andaman.

Simbol status yang paling tinggi, jet pribadi adalah pelengkap yang harus dimiliki oleh orang India yang sering terbang. Menurut perusahaan konsultan Frost & Sullivan, konsumen India menguasai 12% pasar jet pribadi global.

Data lain, yang diberikan oleh manajer komunikasi Frost & Sullivan untuk kawasan Asia Selatan, menunjukkan 142 jet, mulai dari pesawat jet ringan US$4,5 juta hingga pesawat jet berat US$10 juta, dimiliki oleh orang kaya India.
Mereka yang memiliki pesawat pribadi ini meliputi pentolan pengusaha kakak beradik Mukesh dan Anil Ambani, Vijay Mallya, Lakshmi Mittal, Ratan Tata, dan Gautam Singhania.

Produsen pesawat jet sektor bisnis Kanada, Bombardier, berharap dapat mengirim 1.215 pesawat jet ke India antara 2014 dan 2033.
“Generasi miliarder India yang sekarang benar-benar memahami keuntungan menggunakan jet pribadi,” kata Atiesh Mishra, manajer umum operasi penerbangan Taj Air, perusahaan carter pesawat di Mumbai.
“Bagi individu-individu ultrakaya India, waktu amat penting. Pesawat pribadi juga menawarkan privasi dan fleksibilitas menentukan jadwal sendiri.”

Pasar kapal pesiar dan kapal mewah di India tumbuh sekitar 10% selama beberapa tahun terakhir. Data itu dilaporkan oleh The Economic Times, surat kabar keuangan terkemuka di negara itu.

Perkembangan tersebut sesuai dengan perkiraan konsumsi barang-barang mewah di India, yaitu US$7,58 miliar pada 2012, dan diharapkan mencapai U$15 miliar sebelum akhir 2015.

Namun karena infrastruktur di India tidak memadai, banyak warga India kaya terpaksa melabuhkan kapal pesiar super mewah di marina-marina luar negeri, termasuk Uni Emirat Arab dan di sekitar Laut Tengah.Salah satu kapal itu adalah Indian Empress senilai US$90 juta atau sekitar Rp690 miliar milik taipan Vijay Mallya, pemiliki perusahaan minuman keras UB Group dan maskapai penerbangan Kingfisher Airlines.

Dengan panjang 312 kaki atau sekitar 95 meter, kapal tersebut tercatat sebagai salah satu yang paling besar di dunia. Mallya yang juga mempunyai tim Formulai 1, Force India, menggunakan kapal ini untuk menggelar jamuan sore pasca-Grand Prix.

“Sekitar 70% kapal pesiar yang dimiliki oleh orang India ditambatkan di Laut Tengah dan selebihnya digunakan di daerah-daerah setempat di Goa dan Kepulauan Andaman,” ungkap Mark Hilpern, seorang pialang berkantor di London di perusahaan Camper & Nicholsons International, produsen kapal pesiar mewah dalam wawancara melalui surat elektronik.

Dari sedikit marina di India yang mampu menampung kapal pesiar, sebagian besar berada di Mumbai. Di India, klien Hilpern yang paling banyak terkonsentrasi di kota metropolitan ini.

Walaupun tidak bersedia menyebutkan nama-nama pemilik kapal pesiar, ia menuturkan bahwa sebagian besar dari mereka “lebih muda, berusia pertengahan 30-an hingga 50” dan menjalankan bisnis mereka sendiri.

Liburan ke luar negeri menjadi agenda penting bagi orang kaya India. Seperti halnya orang-orang yang berada di jajaran klub eksklusif, Shetty bekerja keras, tetapi gemar menjauhkan diri dari rutinitas yang sibuk dan melarikan diri ke “Swiss dan Austria” dan “belahan-belahan lain yang menawarkan keindahan alam.”

Melalui surat elektronik, Nikhil Ganju, manajer situs perencanaan perjalanan TripAdvisor untuk India, mengatakan ada peningkatan jumlah warga India yang ingin berlibur di luar negeri.

Sekedar untuk memberikan gambaran betapa mahal anggur-anggur ini, harga per krat —tergantung usia— bervariasi antara 10.000 euro hingga 100.000 euro.

Berdasarkan survei TripAdvisor terbaru, sebanyak 66% warga India berencana ke luar negeri pada 2014, meningkat 21% dibanding 2013. Laporan yang disusun oleh Kotak Wealth Management dan Ernst & Young, yang melacak kebiasaan belanja kalangan terkaya India, menunjukkan hampir 50% melakukan tiga perjalanan mewah per tahun.

Setiap orang menghabiskan lebih dari US$40.000 per tahun untuk bersenang-senang. Meskipun Dubai dan Singapura, masih menurut laporan itu, tetap menjadi tujuan belanja menarik, banyak orang lebih suka berlibur di Laut Tengah atau di Karibia. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani