PM Malaysia Desak Indonesia Serius Atasi Kebakaran Hutan

PM Malaysia Desak Indonesia Serius Atasi Kebakaran Hutan

Oleh : Redaksi

Rabu | 07-10-2015 | 09:01 WIB

Inilah penampakan kawasan Putrajaya Malaysia saat dikepung asap. (Foto: AP)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendesak Indonesia untuk mengambil tindakan serius terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kebakaran hutan yang mengakibatkan asap menyelimuti wilayah bahkan sampai ke Thailand bagian selatan.

Indonesia telah mendapat tekanan dalam beberapa minggu terakhir untuk menanggulangi krisis kabut asap tahunan, yang disebabkan oleh pembukaan lahan di Sumatra dan Kalimantan.

Perusahaan-perusahaan yang membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pulp telah dituduh memicu kebakaran yang seringkali berkobar selama berminggu-minggu di lahan gambut. Masalah itu diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino yang telah menyebabkan kondisi kering.

"Jika ini dilakukan oleh orang atau perusahaan perkebunan, Indonesia perlu mengambil tindakan tegas melawan pelakunya," tulis Najib dalam Twitter, Minggu (4/10) malam.

Sekolah-sekolah di Malaysia dan Singapura telah ditutup ketika asap semakin tebal, acara olahraga dibatalkan dan operator pariwisata mengeluh. Otoritas kesehatan di seluruh wilayah memperingatkan warga agar tidak berolahraga saat asap memburuk.

Hari Senin, para pejabat lingkungan hidup Thailand mengatakan tingkat polusi dari Indonesia telah meningkat secara tajam di bagian selatan negara itu, dekat perbatasan dengan Malaysia, dan otoritas-otoritas kesehatan telah membuka saluran telepon untuk memberikan nasihat dan membagikan masker.

Pemerintah Indonesia mengatakan lebih dari 200 perusahaan, sebagian besar dari Asia Tenggara, sedang diselidiki atas dugaan memicu kebakaran.

Polisi mengatakan hari Senin bahwa sebuah perusahaan dari Australia, operator perkebunan kelapa sawit PT Kayung Agro Lestari (KAL), dan sebuah perusahaan dari China adalah dua di antaranya.

Seorang perwakilan KAL, anak perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Agri, mengatakan "tidak akurat menyebut KAL perusahaan Australia" dan bahwa hanya 0,01 persen saham dimiliki seorang warga Australia. Ia mengatakan perusahaan itu bekerja sama dengan para penyelidik.

Polisi tidak mengidentifikasi perusahaan China tersebut. (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Dardani

TERKINI
POPULER

PLN Batam Sosialisasi Kelistrikan kepada 48 Kelurahan di Kota Batam

Gayus Ike

Pangdam Mayjen TNI Rafael Sambut Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI di Surabaya

Telkomsel Ventures Pimpin Pendanaan Startup Tictag, Akselerasikan Pertumbuhan Ekosistem Inovasi Digital dan Teknologi AI di Indonesia dan Asia

Tak Setor Retribusi Parkir 3 Bulan, Dishub Karimun Putus Kontrak Mitra

Kunker ke Desa Benan Lingga, Ansar Serahkan Bantuan Senilai Rp 1,12 Miliar

Tiba di Tanjungpinang, Evi Masamba Siap Hibur Masyarakat di Acara Pelantikan BPW KKSS Kepri

Pasien Anak Tak Ditangani Dokter Hingga Lima Jam di IGD RSUD Bintan

Dimulai Hari Ini ! Ayo Raih Beasiswa Bagi Putra Putri Terbaik Bintan

Polresta Tanjungpinang Gelar Apel Pasukan Operasi Patuh Seligi 2024

Tipu Sejumlah Pencaker, Pria Asal Tanjunguban Diciduk Polisi

Amsakar Achmad Dianugerahi Gelar Dato' Wira Lela Perkasa dari Kesultanan Riau-Lingga

Impor Senjata Indonesia dari Singapura juga Melonjak Tajam

Prabowo Sebut Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Lawrence Wong Resmi Jadi PM Singapura Gantikan Lee Hsien Loong