Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dipukuli di Toilet Sekolah, Siswa SMP Negeri 27 Batam Babak Belur
Oleh : Gabriel P. Sara
Jum'at | 21-08-2015 | 15:12 WIB
bogem-mentah.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Doni Panggabean (14), siswa kelas IX SMP Negeri 27 Batam di Dapur 12 babak belur usai dipukuli oleh rekan sekolahnya pada Selasa (18/8/2015) sekitar pukul 09.30 WIB. 

Di Polsek Sagulung, Jhoni Norma, selaku paman korban yang tinggal di Kavling Seroja Blok E nomor 164 mengatakan, hingga hari ini, keponakannya (Doni) masih trauma dengan kejadian pemukulan tersebut.

"Sudah ke rumah sakit dan sudah visum juga. Akibat pemukulan itu, keponakan saya luka di bagian kepala, leher dan kuping. Kalau di bagian dahi itu benjol besar. Belum bisa masuk sekolah, soalnya dia masih trauma dan takut terhadap pelaku itu," kata Jhoni, Jumat (21/8/2015).

Dikatakan Jhoni, aksi pemukulan terhadap Doni terjadi pada saat istirahat sekolah. Dimana, pelaku yang berinisial Fe menyekap dan memukul korban di dalam toilet sekolah tersebut. Dalam aksi pemukulan terhadap korban, Fe tidak sendirian. Namun, dia bersama tiga rekan lainnya.

"Keponakan saya (Doni) dipukuli dalam toilet. Pelaku itu empat orang. Tapi, yang mukul cuman satu orang, yaitu Fe. Kalau tiga lainnya itu berjaga di pintu toilet dan di luar. Mereka berempat (pelaku) memalak keponakan saya dan minta uang. Katanya, uang itu untuk beli minuman alkohol. Tapi, keponakan saya tak punya uang. Makanya keponakan saya dihajar daalam toilet sampai babak belur," jelas Jhoni.

Kejadian itu diketahui oleh guru-guru di sekolah tersebut. Melihat kondisi korban sudah babak belur, guru-guru itu langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan langsung memberitahukan kejadian itu kepada orangtua korban.

Mendengar laporan dari guru-guru itu, orangtua korban bersama Jhoni langsung mendatangi rumah sakit dan memberitahukan kejadian itu ke pihak sekolah.

"Bapak dia (Doni) sudah meninggal. Jadi, yang tanggung jawab itu saya. Kok bisa seperti ini ya. Gimana pengawasan di sekolah itu, sampai-sampai keponakan saya dipukuli dan babak belum gitu. Saya sudah ke sekolahnya. Tapi, sampai sekarang belum sempat ketemu sama kepala sekolah. Belum ada tanggapan juga dari kepala sekolahnya. Kalau ke polisi, sudah saya laporkan," ujar Jhoni.

Jhoni meminta kepada pihak sekolah maupun pihak kepolisian harus bertindak tegas terhadap pelaku yang memukuli keponakannya. Pasalnya, sebelum pelaku itu tertangkap keponakannya belum mau masuk sekolah lantaran masih takut dengan kejadian tersebut.

Sementara itu, Asmanul Asri, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Batam tidak menampik adanya kasus pemukulan terhadap korban oleh Fe. Pihak sekolah sendiri sudah mendatangi rumah korban untuk meminta menyelesaikan permasalahan itu secara kekeluargaan.

Lanjutnya, untuk pelaku (Fe) yang memukul korban, hingga hari ini belum masuk sekolah. Namun, pihak sekolah sudah menemui keluarga pelaku dan meminta keluarga pelaku untuk mendatangi keluarga korban untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.

"Ketiga rekan pelaku yang jaga di luar tolilet itu tetap masuk sekolah dan mereka kami sudah panggil untuk diberikan pengarahan. Kalau pelaku sendiri sampai saat ini belum masuk sekolah. Kita sudah datangi ke keluarga pelaku," kata dia.

Terkait, adanya siswa yang mabuk-mabukan di sekolah itu, Asmanul menegaskan selama ini tidak ada. Guru-guru maupun sekuriti sekolah selalu mengontrol siswa dengan ketat. Dengan kejadian tersebut, kata Asmanul, dia akan lebih meningkatkan lagi pengawasan dan pembinaan terhadap siswa di setiap kelas.

Terpisah, Kapolsek Sagulung AKP Chrisman Panjaitan saat dihubungi pewarta mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan memanggil kedua keluarga, baik korban maupun pelaku untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.

"Kita akan koordinasi dengan pihak sekolah dan memanggil kedua keluarga yang bersangkutan. Untuk berembuk dan menyelesaikan permasalahaan ini secara kekeluargaan," pungkas Chrisman.

Editor: Dodo