Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jebol Teralis Jendela, Maling Gondol Uang Ratusan Juta di MAN Batam
Oleh : Gabriel P. Sara
Rabu | 12-08-2015 | 15:47 WIB
MAN-Bobol.jpg Honda-Batam
Salah satu guru menunjukan teralis jendela di sekolah MAN Batam yang dibobol maling.

BATAMTODAY.COM, Batam - Berselang dua hari setelah pembobolan minimarket di SP Plaza, aksi pencurian kembali terjadi wilayah hukum Polsek Sagulung, Kali ini, Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batam yang terletak di Jalan Brigjen Katamso nomor 10 Kecamatan Sagulung disatroni maling dan uang sebanyak Rp 140 juta berhasil digondol pada Rabu (11/8/2015) pagi.

Kejadian pembobolan sekolah atau tepatnya di ruang bendahara sekolah tersebut pertama kali diketahui oleh Pendra, petugas kebersihan bersama Danu selaku sekuriti sekolah. melihat kejadian itu, Pendra bersama Danu langsung melaporkan kejadian pembobolan tersebut ke Ulfah Ismiati selaku kepala sekolah.

"Tahunya itu sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu saya sama sekuriti (Danu) mau buka pintu ruangan. Setelah pintu terbuka, saya langsung keluarkan banner dan air yang ada di ruangan itu. Pas lihat pintu bendahara itu, kok terbuka gitu. Biasanya terkunci pintunya. Jadi, saya kaget, lihat kondisi ruangan sudah acak-acakan," jelas Pendra kepada pewarta,

Tak lama kemudian, guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut datang dan kaget saat melihat isi ruangan bendahara yang berantakan.

"Dokumen yang ada di meja yang biasanya tertata rapi sudah berantakan. Begitu juga dengan lemarinya, juga sudah acak-acakan. Saat kami periksa, uang yang ada di dua laci di ruangan bendahara itu sudah tak ada. Yang pertama itu di laci kedua dari lemari yang ada di pojok kiri itu berjumlah Rp 60 juta dan uang yang di laci ke tiga lemari paling pojok kanan. Bukan hanya itu, laptop merk Lenovo juga hilang bang. Ada juga uang pecahan Rp 50 ribu berserakan di lantai," jelas salah satu guru di sekolah itu.

Dikatakan guru-guru itu, memang di sekolah tersebut ada CCTv-nya namun tidak berfungsi sejak sebulan yang lalu lantaran rusak. "Ada CCTv. Tapi, sudah mau sebulan tak berfungsi karena rusak. Jadi, pelaku-pelaku itu tak sempat terekam," tuturnya.

Para guru itu menduga, pelaku yang membobol sekolah tersebut berjumlah lebih dari satu orang. Dan, mareka juga menilai, pelaku itu juga sepertinya sudah tahu situasi di sekolah atau tepatnya kondisi ruangan bendahara tersebut.

"Di bawah meja ada laci juga dan ada uang di situ. Tapi, pelaku itu tak sempat ambil. Kemungkinan mareka tidak tahu. Sepertinya, pelaku itu tak satu orang saja. Dan sepertinya, pelaku itu sudah tahu situasi dan uang itu disimpan dimana," beber guru lainnya.

Sementara itu, Ulfah Ismiati saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian itu pertama kali diketahui oleh petugas kebersihan. "Saya dapat laporan dari guru-guru. Kalau, ruang bendahara dibobol maling dan uang beserta laptop hilang. Saya langsung ke sekolah. Dan ternyata benar kejadiannya," kata Ulfah.

Mengenai CCTv, Ulfah menuturkan, memang sebulan yang lalu digital video recorder yang berfungsi untuk menyimpan rekaman itu rusak. Dan sampai saat ini, pihaknya belum memperbaikinya.

"Kita sudah lapor polisi (Polsek Sagulung). Dan pihak kepolisian sudah melakukan olah TKP. Dan memang rusak CCTv-nya. Ya, namanya musibah mau gimana lagi. Kita akan evaluasi apa aja yang hilang. Dan kami sangat mengharapkan bantuan polisi untuk mengungkap siapa pelakunya," kata Ulfah.

Berdasarkan hasil olah TKP, Pelaku itu diduga masuk ke lingkungan sekolah dengan cara memanjat dinding tembok yang setinggi dua meter yang ada di belakang ruang guru tersebut.

Setelah itu, pelaku langsung mencongkel jendela ruangan dan merusak teralis yang terpasang di jendela tersebut. Akibat congkelan atau dobrak paksa oleh pelaku, teralis besi itu bolong dan bisa dilewati oleh orang dewasa.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Sagulung, Ipda Afrizal mengatakan setelah mendapat laporan korbam anggotanya langsung turun ke lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sekolah yang memiliki CCTV tidak berfungsi sehingga tidak dapat membantu untuk mencari tahu siapa pelakunya.

"Setelah mendapat laporan, kita langsung ke TKP. CCTV ada tapi tak berfungsi, sehingga menyulitkan kita dalam mencari tahu siapa pelakunya," kata Afrizal.

Editor: Dodo