Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasarkan ke Singapura, Pengoplos Madu Ini Raup Miliaran Rupiah dalam Waktu Empat Bulan
Oleh : Romi Chandra
Senin | 10-08-2015 | 20:26 WIB
madu oplosan yg diamankan.jpg Honda-Batam
Ratusan jerigen berisi madu oplosan yang berhasil diamankan jajaran Satreskrim Polresta Barelang. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dua pelaku pengoplos madu, Jhone Goel dan Lian, dibekuk jajaran Satuan Reserse Keriminal (Sat Reskrim) Polresta Barelang. Ratusan jerigen madu palsu berikut tiga unit truk beserta alat-alat pembuatannya turut diamankan saat membekuk pelaku di lokasi produksinya, kawasan Pasir Putih, Batam Center, Jumat (7/8/2015).

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi, mengatakan, sekitar seribu jerigen lebih madu oplosan tersebut sudah dipasarkan ke seorang konsumen di Singapura dan korban mengalami kerugian hingga Rp1,2 miliar.

"Penangkapan kedua pelaku karena adanya laporan dari masyarakat terkait aktivitas mereka. Setelah digerebek dan diperiksa, madu palsu ini sudah sampai dijual ke Singapura. Korban baru tahu beberapa hari kemudian setelah sebagian kecil dipasarkan. Kerugiannya mencapai Rp1,2 miliar," kata Yoga, saat ekspos kasus di Mapolresta Barelang, Senin (10/8/2015) sore.

Dipaparkan, madu palsu tersebut dibuat dari gula yang dipanaskan, kemudian dicampur dengan sedikit madu asli. Barang bukti yang diamankan berupa 151 jerigen madu oplosan putih, 71 jerigen oplosan kuning, 131 jerigen madu pahit. Kemudian 35 jerigen madu murni putih, dan 96 jerigen madu asli warna kuning.

"Madu ini terdiri dari dua jenis, madu berwarna kuning dan berwarna putih. Untuk madu putih, mereka mencampurnya dengan putih telur," jelas Yoga.

Sejauh ini belum ada keluhan dari masyarakat trkait madu palsu yang juga sudah beredar di Batam tersebut. Namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan BPOM mencari tahu zat-zat apa saja yang terkandung dalam madu oplosan itu.

"Akan kita periksa dulu apakah kandungan yang ada di dalamnya berbahaya atau tidak. Tapi sejauh ini belum ada keluhan. Untuk pelaku dijerat pasal 378 dan 372 dijuntikan dengan UU pangan," lanjutnya.

Sementara pelaku mengaku, ide mengoplos madu lantaran bayak konsumen dari Singapura yang memesan madu kental. Sebab, madu kental dinilai kualitasnya lebih tinggi.

Untuk takarannya, lebih dominan dengan bahan dasar gula. Untuk satu jerigen hanya mengandung sekitar 0,5 persen madu asli dan selebihnya gula yang dipanaskan. "Kami memblendernya lebih dulu. Ide ini karena banyak pemesanan dari Singapura," kata Jhone Goel, salah satu pelaku.

Diakui pelaku, satu jerigen madu tersebut mereka jual senilai Rp1 juta. Dengan modal yang tidak terlalu mahal, mereka berhasil meraup untung miliaran rupiah.

"Memang ada dua macam madu. Madu putih dicampur putih telur. Kalau madu yang pahit, kami campur dengan tanaman brotowali. Aktivitas kami baru berjalan sekitar empat bulan," tambah Lian, pelaku lainnya. (*)

Editor: Roelan