Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selain Pengurus OSIS SMP 11 Bintan, Polisi Juga Minta Keterangan Dokter yang Memeriksa Arief Husein
Oleh : Harjo
Kamis | 06-08-2015 | 16:29 WIB
Ajun_Komisaris_Polisi_Andri_Kurniawan,_Kasat_Reskrim_Polres_Bintan.jpg Honda-Batam
Kasat Reskrim Polres Bintan, Ajun Komisaris Polisi Andri Kurniawan.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Setelah memeriksa pengurus Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMPN 11 Bintan, penyidik Polres Bintan juga memeriksa dokter tempat berobat almarhum Muhamad Arif Husein (13) yang diduga meninggal dunia setelah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).

"Kemarin penyidik sudah menghadirkan 15 siswa SMPN 11 Bintan yang menjadi pengurus OSIS. Dari hasil pemeriksaan awal terhadap saksi pengurus OSIS, belum ditemukan bukti kekerasan  terkait kematian almarhum saat MOS," ungkap Kasat Reskrim Polres Bintan, Ajun Komisaris Polisi Andri Kurniawan kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (6/8/2015).

Andri menjelaskan, keterangan yang diambil pada Rabu (5/8/ 2015) oleh Satreskrim Polres Bintan dan Polsek Bintan Utara, dilakukan terhadap saksi dari penanggung jawab kegiatan yaitu siswa senior yang bergabung dalam OSIS sebanyak enam orang dan dua guru bidang olahraga didampingi oleh KPPAD Propinsi, Kepala Sekolah dan  Komite Sekolah.

Berdasarkan keteranga dari para saksi bahwa korban masih masuk sekolah pada hari Rabu (29/8/2015), dan mengikuti kegiatan latihan PBB namun tidak mengikuti kegiatan secara penuh dikarenakan mengaku sakit. Keterangan tersebut, sekaligus untuk mengubah keterangan yang sebelumnya menyatakan bahwa korban tidak masuk sekolah sejak hari Rabu. Hal ini dibuktikan dengan absen dan pengakuan orangtua korban.

"Dalam pelaksanaan MOS tersebut tidak ada yang menggunakan kekerasan fisik, namun ada seorang anggota OSIS yang memegang ranting kayu yang masih berdaun dengan menggunakan baju OSIS yang bernama Putri Surgawi. Itu dibenarkan oleh seorang peserta MOS yang menerangkan bahwa ranting kayu tersebut hanya dipegang dan tidak digunakan untuk memukul juniornya," ujar Andri.

Disimpulkan, sementara hasil penyelidikan berdasarkan keterangan saksi-saksi bahwa dalam kegiatan MOS di SMP 11 Bintan tersebut yang juga diikuti oleh almarhum Muhamad Arif Husein) tidak ditemukan adanya kegiatan yang menggunakan kekerasan fisik.

"Namun upaya penyelidikan masih terus dilanjutkan untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti terkait adanya dugaan penganiayaan selama MOS tersebut," tegasnya .

Selanjutnya dari hasil pemeriksaan terhadap dr Rosita Roslan atau tempat biasa almarhum dan keluarganya berobat, diketahui, saat almarhum berobat memang mengalami panas tinggi serta radang tenggorokan.

"Dokter menerangkan kalau saat berobat almarhum memang mengalami panas tinggi dan radang tenggorokan. Saat itu sudah disarankan dokter agar cek darah, namun saat ini tidak dilakukan oleh keluarga. Setelah dokter ini, kita juga akan memeriksa orangtua almarhum terkait insiden di MOS yang terjadi dan dialami oleh anaknya ," tambah Andri.

Editor: Dodo