Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang Tua Minta 'Siswa Titipan' di SMAN 1 Batam Tak Digabung dengan Pendaftar Resmi
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 03-08-2015 | 13:47 WIB
rudi_di_sman_1_batam_-_pusing.jpg Honda-Batam
Wakil Wali Kota Batam, Rudi, saat pertemuan dengan orang tua murid di SMAN 1. (Foto: Irwan Hirzal/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Kota (Pemko) Batam akhirnya turun tangan menangani membludaknya siswa baru di SMA Negeri 1 Batam karena terus menjadi sorotan publik. Wakil Wali Kota Batam, Rudi, terpaksa menengahi lantaran sekolah unggulan di Batam itu tembus hingga 488 orang

Saat pertemuan dengan wali murid di SMAN 2 Batam, Senin (3/8/2015) sekitar pukul 11.00 WIB, Rudi mengatakan, seluruh siswa yang telah diterima tidak ada yang dikeluarkan ataupun tidak boleh ditambah kembali. "Semua murid yang sudah diterima, tetap belajar di sini, tidak ada yang dikurangkan atau ditambah," kata Rudi di hadapan wali murid.

Dia juga meminta agar tidak diberlakukan shift belajar, dan masuk pagi semua, dari siswa kelas 10 hingga kelas 12. Untuk mengantisipasi kekurangan kelas, ruang bahasa Indonesia, ruang seni dan ruang komputer akan dipakai sebagai ruang kelas.

"Semua masuk pagi, tidak ada dobel shift. Untuk guru pengajar nanti akan ditambah apabila masih kurang," janji Rudi.

Rudi mengakui membeludaknya jumlah siswa ini lantaran banyak orang tua yang memaksakan kehendak agar anaknya diterima di sekolah tersebut. "Ini terjadi karena ibu-ibu sendiri yang buat. Tahun depan jangan ngadu ke saya lagi kalau anaknya tak diterima," kata Rudi jengah. 

Sementara, Dara, salah satu orang tua murid, protes jika anaknya yang mendaftar secara resmi digabungkan dengan siswa titipan. "Saya tak mau anak yang lulus sistem online digabungkan dengan anak yang masuk lewat titipan," sebut Dara.

Dara mengatakan, 216 siswa yang lulus melalui sistem online diharapkan tetap menjadi prioritas lantaran lulus dengan nilai tertinggi. Bahkan Dara akan melakukan protes apabila siswa masuk sekolah dengan sistem dobel shift.

"Yang lulus online harus masuk pagi, tidak boleh masuk siang. Kalau kebijakanya masuk pagi semua, itu harus dipisahkan," tegasnya. (*)

Editor: Roelan